Sentuhan Terakhir - Prolog

Sentuhan Terakhir - Prolog. Jodha melepas pelukan Jalal dan menjauh. Jalal tidak menyerah, dia berusaha terus mendekati Jodha dan Jodha berusaha terus menjaga Jarak. Satu langkah maju dari Jalal, dua langkah mundur dari Jodha. Tapi Jalal tak menyerah. Jalal melihat dinding di belakang Jodha dan tersenyum menyerigai. Jodha yang tidak tahu apa yang di pikirkan jalal terus melangkah mundur setiap kali Jalal melangkah maju. Hingga akhirnya tidak ada lagi ruang yang tersisa. Tubuhnya sudah terpojok diantara dinding istana dan pagar balkon.  Jalal tersenyum penuh kemenangan. Jalal melangkah mendekat, sangat dekat. Tubuhnya condong kearah Jodha. Kedua tangan Jalal menahan dinding di sisi kanan dam kiri Jodha.  Jodha merapatkan tubuhnya di dinding dan memalingkan wajahnya ke samping.  Pipi dan lehernya yang jenjang dan putih bak pualam terpapar tanpa perlindungan. Jalal menyentuhkan hidungnya ke pipi Jodha sambil berbisik, "menikahlah denganku, Lakshmi. Aku tidak bisa lagi jauh darimu. Aku menginginkan mu..."  hembusan nafas jalal menyentuh kulit pipi dan leher jodha, membuat tubuh Jodha bergetar.

Jodha memejamkan mata berusaha sekuat tenaga menahan gejolak yang tiba-tiba muncul di dadanya. Dia tidak takut pada Jalal, tapi dia takut pada hasratnya sendiri. Beberapa kali hasratnya itu telah mengkhianatinya, membuatnya jatuh dalam pelukan Jalal dan larut dalam cumbuannya. Tapi tidak malam ini. Harus ada kata cukup untuk semua ini. Dia bukan pelayan yang bisa dimilikinya kapanpun dia mau. Dia putri dari sebuah kerajaan terhormat. Tapi demi negerinya, dia rela merendahkan dirinya sedemikian rupa. Demi sebuah tanggung jawab.


Lalu sekuat tenaga dia mendorong bahu kiri Jalal membuat tubuhnya miring kekanan. Dengan cepat Jodha meloloskan diri. Jalal tidak tinggal diam, dia meraih pergelangan tangan Jodha dan menyentakannya, sehingga tubuh Jodha tertarik kebelakang. Dengan tubunya Jalal menangkap tubuh Jodha dan memeluknya dari belakang. Jodha dengan sikunya mendorong dada Jalal cepat-cepat membalikan badan mereka sehingga kini berhadapan. Untuk mencegah agar Jalal tidak melangkah lebih dekat lagi, Jodha mengulurkan tanganya menahan dada Jalal sambil berkata dengan lembut, "kau tidak bisa menikahiku, Shenshah. Kau tidak punya kualifikasi untuk itu."  Jalal mengerutkan keningnya tak percaya, "benarkah Lakshmi? kau belum mengatakan apa kualifikasi yang tidak aku miliki? Aku seorang raja, tampan, berkuasa. Apa yang tidak ada padaku yang di impikan oleh para wanita?"  

Dalam hati Jodha menyahut, "kau tidak punya hati, yang Mulia." tapi Jodha tidakmengucapkannya. Dia hanya tersenyum...dan menyahut, "kau sudah menikah dan istrimu sangat banyak. Syarat utama untuk bisa menjadi suamiku adalah pria itu belum menikah." Jalal menatap dengan penasaran, " aku seorang raja, Lakshmi, wajar kalau seorang raja memiliki istri yang banyak." Jodha dengan tegas berkata, "aku tidak ingin menikahi seorang raja kalau untuk itu aku harus mengorbankan perasaanku sendiri." 

Jalal tertawa, "kau naif sekali. Apakah kau pikir, kau bisa menikahi orang lain setelah menolak ku? Tidak! Karena aku tidak akan melepaskanmu. Dan lagi, pria mana di india ini yang berani menikahi wanita milik raja? Kau telah tinggal di harem, itu artinya kau milikku. Jika aku buat pengumuman kalau kau pernah tinggal di istana dan melayaniku, kau pikir akan ada pria yang mau menjadikan dirimu sebagai istrinya?" Mendengar ancamam Jalal, Jodha tertawa, "bagiku lebih baik menjadi perawan seumur hidup dari pada menikah denganmu!" Jalal dengan marah mengangkat telunjuknya di depan Jodha, "hati-hati... kalau bicara Lakshmi! Kau hanya pelayan di sini. Aku menghormatimu, karena kau pelayan ibuku. Kalau tidak..." Jodha dengan menantang bertanya, "kalau tidak kenapa, Yang Mulia?" Jalal benar-benar hilang kesabaran dibuatnya.

Dengan marah Jalal meraih pergelangan tangan Jodha, "kau akan tahu akibatnya. Tidak ada orang yang merasa diriku tidak layak untuk menikahinya. Aku telah memintamu baik-baik. Kalau kau tidak mau, maka aku  akan memaksamu. Kau akan menjadi milikku... apapun yang terjadi. .. kalau perlu malam ini juga." Jalal menarik tangan Jodha dan menyeretnya masuk ke kamar dan melemparikannya ke tempat tidur. Lalu tanpa membuang waktu dia menindih tubuh Jodha tapi tidak- benar-benar menyentuh tubuhnya karena lengannya yang berotot menahan bobot tubuhnya, "lihatlah Lakshmi, apa yang bisa kulakukan padamu. Aku akan memilikimu malam ini..dan tida ada yang berani melarangku."

 Jodha dengan wajah pucat sambil menahan rasa takut berkata, "kau seorang raja yang terhormat, kau tidak boleh menyentuh wanita dengan paksa.." Jalal tertawa, "siapa yang mebuat pertauran itu? Aku raja, siapa yang berani melarangku?" Jalal melipat lengannya sehingga tubuhnya otomatis menyentuh tubuh Jodha. Jalal memiringkan tubuhnya sedikit sehingga dia tidak benar-benar di atas tubuh Jodha. Jalal menyentuh pipi Jodha lembut dan membelainya, "kau tahu Laksmi, tidak akan ada yang bisa menghentikan aku sekarang. Aku telah memberimu pilihan, menjadi istriku atau..."Jodha tanpa pikirn panjang menyahut cepat, "ya, Yang Mulia. Aku mau menjadi istrimu!" 

Jalal tertawa, "kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran?" Jodha dengan suara bergetar menjawab, "lebih baik aku menikah denganmu dari pada kau ....." Jalal mencium bibir Jodha lembut. Jodha yang tak menduga kalau Jalal akan menciumnya tak sempat mengelak.  Jalal tertawa, dia meraih tangan Jodha dan membantunya bangun dari tempat tidur, " "gadis pintar! Baiklah, pernikahan akan di lakukan 3 hari lagi. Aku akan menahan diri selama tiga hari demi dirimu. Sekarang kau boleh pergi!"

Tanpa membuang waktu lagi, Jodha segera berlari pergi kembali ke kamarnya dengan menangis. Dia sangat benci pada dirinya sendiri. Jalad itu telah menyentuh tubuhnya dan mencium bibirnya lagi. Jodha masuk kekamar mandi dan mencuci bibirnya yang tersentuh bibir Jalal dengan bersih. Dia tahu, sebanyak apapun yang dia gunakan, tidak akan dapat menghilangkan bekas ciuman itu. Selamanya dia akan menjadi wanita yang pernah di cium Jalal. Dan dia tidak bisa membiarkan hal seperti itu terjadi lagi. Jodha memutuskan kalau malam ini adalah malam terakhirnya dan Jalal tidak akan bisa menyentuhnya lagi. Karena dia akan pergi dari istana ini, " Aku tidak akan menikah dengannya.. tidak akan pernah! Aku akan memastikan kalau sentuhan ini adalah sentuhan terakhirnya". Sentuhan Terakhir bag 1