Takdir bag 20 by Tahniat. Sejak hari itu, lembaran baru dalam pernikahan Jodha dan Jalal mulai terbuka. Ada rasa sedikit saling percaya diantara mereka. Bukan hanya itu saja, setelah hubungan keduanya membaik, perlakuan masing-masing terhadap satu sama lain juga mulai baik. Mereka masih suka saling mengejek, tapi dengan niat bercanda dan tidak untuk saling menyakiti. Jalal telah membuang kebiasaannya memasuki kamar Jodha dari pintu penghubung. Jodha tidak pernah lupa menulis pesan dan menempelkannya di pintu kulkas tiap kali pergi ke kuil bersama Moti untuk melakukan puja pagi hari. Dulu setelah menikah dan masih berniat membalas dendam pada Jodha, jalal selalu berusaha untuk melakukan kontak fisik dengannya. Tapi setelah hubungan mereka membaik, jalal bahkan tidak berani menyentuh Jodha dan terlihat sangat menghormati keinginannya. Mereka dapat duduk rukun bersebelahan, tapi tidak saling bersentuhan.
Kehidupan pernikahan mereka mulai terlihat harmonis. Pelan-pelan tapi pasti keduanya mencoba untuk saling mendekatkan diri. Meski tidak ada yang mau mengakui kalau masing-masing dari mereka saling mencintai. Tapi dari tatapan, gerak gerik, dan cara keduanya saling memberi perhatian, Moti dapat menebak, kalau ada cinta diantara mereka berdua hanya saja mereka belum siap untuk mengakuinya. Jalal yang tidak pernah percaya pada siapa-siapa mulai mempercayai Jodha. Keduanya sering kali terlihat duduk bersama di meja makan mendiskusikan berbagai hal. Kadang sampai larut malam. Dam setelah kantuk menyerang, mereka masuk kekamar masing-masing. Hampir satu bulan suasana harmonis diantara mereka terjalin indah, hingga pada suatu ketika...
Siang itu sebelum makan siang, Rekha teman masa kuliah Jodha menjemputnya untuk bertemu dengan teman-teman lama mereka. Jodha mencoba menghubungi no telp Jalal untuk memberitahu kalau dia akan keluar bersama teman, tapi panggilannya terabaikan. Akhirnya untuk memenuhi janjinya, dia berpamitan pada Moti saja. Rekha mengajak Jodha ke pusat perbelanjaan terbesar di delhi, di mana di sana telah menanti 2 temannya yang lain yaitu Sriti dan Ranvir. Melihat Jodha, Ranvir sangat bahagia. Tanpa sungkang dia segera merangkul Jodha denga mesra. Sesaat Jodha meras jenggah. Tapi dia tidak menunjukannya. Ranvir menarik tangan Jodha untuk duduk di sampingnya. Sriti dan Rekha duduk di kursi yang berseberangan denganya. Tak ada lagi tempat duduk kosong tersisa, akhirnya Jodha menurut saja. Rekha dan Sriti adalah teman masa kuliah Jodha. Mereka berdua belum mmenikah. Sedangkan Ranvir, selain rekan kuliah juga adalah mantan kekasih Jodha. Tapi mereka sudah putus lama. Karena Ranvir yang berprofesi sebagai enginering lebih suka mengerjar karier ke negeri matahari terbit ketimbang tinggal di India. Dan ambisi ranvir itulah yang membuat mereka berpisah.
Mereka berempat sudah cukup lama tidak bertemu muka. Jadi wajar jalau banyak hal yang di perbincangkan. Dari kenangan-kenangan indah masa kuliah dulu, hingga kehidupan mereka sekarang. Sriti sudah bertunangan dan akan menikah tahun depan. Sedangkkan Rekha, kekasihnya seorang tentara, saat ini sedang di ditugaskan di timur tengah sebagai anggota pasukan perdamaian PBB. Rekha berencana akan segera berumah tangga setelah sang kekasih menyelesaikan kontrak kerjanya. Rekha mengoda ranvir dengan mmenanyakan tentang kehidupannya di Jepang, "kudengar, kau telah mengencani gadis jepang, kenapa kau tidak mengajaknya kemari?" Ranvir mengelak, "kata siapa? Aku punya banyak teman wanita di Jepang, tapi tak ada satupun dari mereka yang istimewa." Sriti sambil mengedipkan mata mengodanya, "hah... kau mengatakan itu karena di sini ada Jodha." Ranvir tersenyum kecut, "tidak aku mengatakan yang sebenarnya. Hatiku masih terpaut pada Jodha." Rekha tertawa, "nah sekarang kau baru mau mengakuinya. Sudah terlambat Ranvir. Kemana saja kau waktu itu, ketka Jodha kesepian menunggumu?" Jodha merasa jengah mendengar kata-kata Rekha. Jodha dengan penuh percaya diri berkata, "aku sudah menikah ranvir. Waktu kau menelpon ku malam-malam itu aku sedang merayakan resepsi pernikahanku." Sritu menyela, "ya Ranvir. Andai saja kau tahu siapa suaminya, kau pasti sependapat dengan banyak orang, kalau Jodha sangat beruntung. Dia menikah dengan ...." Ranvir memotong perkataan Sriti, "...Jalaluddin Muhammad. Konglomerat itu..media massa menjulukinya sebagai penguasa Singhania Kindom...dan pengusaha muda multi talent. Aku tahu. Aku membaca tentang berita pernikahan mu di sebuah majalah yang terbit bulan lalu." Sriti menuduh, "kalau kau tahu, kenapa kau meminta kami untuk membujuk Jodha agar mau bertemu denganmu? bagaimana kalau suaminya tahu?" Ranvir tersenyum kecut, "suaminya tidak akan tahu. Dan lagi aku tidak melangar apa-apa. Aku tidak berduaan denganya. Kan ada kalian berdua." Ranvir kemudian menoleh kearah Jodha dengan tatapan mesra, "aku ingin bertemu denganmu sebelum aku kembali ke Jepang."
Di waktu yang sama, terpaut 10 meter dari restoran tempat Jodha dan kawan-kawan mengadakan pertemuan, ada sebuah butik baju India ternama. Berbagai jenis Saree, Lehenga, Chaniya dan choli dari berbagai bahan dan merk di jual di sana. Jalal masuk kedalam butik itu. Si pemilik butik sendiri yang melayaninya. Bahkan demi Jalal, butik itu menggantung tanda ClOSED di pintu masuknya. Jalal meminta pemilik butik memilihkan dia bahan sari terbaik dengan berbagai warna, beserta Chaniya dan Cholinya. Si pemilik dengan rasa inginn tahu bertanya, "kalau boleh saya tahu, Mr jalal, untuk siapakah anda memberli saree ini?" Jalal tersenyum bahagia dan menyahut, "untuk istriku, Mrs Jalal. Kami akan menghadiri pesta pernikahan seorang teman besok malam. Aku ingin dia mengenakan gaun yang istimewa." Pemilik butik kemudian menunjukan sare dari bahan dan motif terbaik yang di milikinya. Saat memilih Chaniya Choli, si pemilik butik menanyakan ukurannya. Jalal dengan fasih mengatakan ukuran baju yang di kenakan Jodha. Si pemilik butik sampai terkagum-kagum karenanya. Bahkan dengan mada memuji, si pemilik batik berkata kalau Mrs Jalal pastilah wanita yang sangat beruntung. Jalal tidak menyahut, dia hanya tersenyum simpul. Dalam hati dia berkata, kalau dirinya yang sangat beruntung, karena mempunyai istri sebaik dan secantik Jodha, "aku tidak tahu seperti apa penampilannya nanti saat mengenakan saree hijau ini. Pasti akan sangat mempesona." Setelah Jalal selesai menentukan pilihannya, Pemilik butik segera membungkus nya dengan rapi dan memberikannya pada jalal, yang berkata kalau dia ingin membawa sendiri gaun itu bersamanya. Setelah melakukan pembayaran, Jalal bergegas keluar dari butik itu. Saat dia menutup pintu, ekor matanya menangkap sosok yang sangat di kenalnya. Jalal menajamkan pandanganya dan alangkah terkejutnya saat dia melihat Jodha, istrinya sedang duduk berdampingan dengan seorang pria. Mereka memang tidak berdua, ada dua orang wanita lain di depannya. Semula Jalal berniat ingin menghampiri mereka, tapi dia mengurungkan niatnya.
Dari gerak-gerik tubuhnya, lelaki itu terlihat sangat akrab dengan Jodha. Bahkan caranya menatap, terlihat begitu mesra. kecemburuan menyeruak di dalam hatinya. Tapi saat dia melihat lelaki itu menyentuh tangan Jodha yang berada diatas meja, Jalal menjadi sangat marah. Dia hendak mendekati Jodha dan teman-temanya. Tapi mereka keburu beranjak pergi. Umpat jalal dalam hati, "siapa dia berani-berani nya duduk berdekatan dengan Jodha, menatapnya dengan mesra dan menyentuhnya? Aku saja suaminya tidak berani melakukan itu. Aku harus cari tau siapa dia." Tanpa membuang-buang waktu lagi, Jalal segera menghubungi detektif swasta langanannya. Pelayan telah membersihkan meja tempat Jodha dan teman-temanya tadi duduk. Setelah bersih, jalal menghapiri meja itu dan duduk di kursi yang sama yang di duduki Jodha.
Tak lama kemudian seorang pria menghampiri Jalal. Pria bertampang klimis tanpa kumis itu bercakap-cakap sebentar dengan Jalal, lalu menemui pelayan dan masuk kerestoran. Tak lama kemudian dia menunjukan sebuah gambar kehadapan Jalal. Jalal mengangguk mengiyakan dan berkata, "aku ingin tahu siapa dia secepatnya. Kalau bisa besok sore aku ingin mendengar hasilnya. Datanglah sendiri ke kantorku. Dan jangan katakan tentang semua ini pada siapapun. Ini Rahasia kita berdua. Mengerti?" Lelaki klimis itu menganguk, "serahkan padaku, Mr Jalal. Aku tidak akan mengecewakan anda."..Takdir bag 21