Rendezvous bag 5 by Sally Diandra. Sejak insiden di event Salima, Jodha merasa harus selalu memasang kuda kuda bila nanti dia bertemu lagi dengan si Mr. Everything pada event event yang digarap oleh Madam Benazir, namun untungnya selama 3 minggu kedepan Jodha bisa bernafas dengan lega karena beberapa event yang dihelatnya tidak menampakkan sedikitpun sosok Jalal, Jodha selalu berdoa semoga saja dievent event selanjutnya dirinya tidak bertemu lagi dengan mister gondrong berambut merah, namun doa Jodha ternyata tidak bertahan lama karena ketika team EO Madam Benazir menggarap event perkawinan emas seorang dokter bedah ternama di kota kelahirannya itu, Jodha kembali bertemu dengan Jalal yang notabene adalah penasehat finansial sang dokter yang tak lain adalah ayahnya sendiri, Jodha tidak menyadari kalau event yang digarapnya kali ini adalah di tempat Jalal sendiri. Beberapa jam sebelum mereka berangkat ke venue, tiba tiba didalam mobil Madam Benazir memperingati Jodha kembali “Ingat, Jojo ... jangan menyela aku ketika aku sedang bersama tuan Jalal, aku tidak mau kamu berada disana, apapun permasalahanmu, kamu harus bisa menanganinya sendiri, pakailah inisiatifmu apalagi event kali ini diadakan diranch kuda milik orangtua tuan Jalal, jadi jangan buat masalah, kamu mengerti ?” Jodha terperangah kaget begitu Madam Benazir menyebutkan event kali ini akan dihelat di tempat keluarga Jalal sendiri “Waduuuh ... kenapa Madam Benazir tidak mengatakan sebelumnya sih kalau event kali ini di ranch kuda milik orangtua si Mr. Everything ? Tau gini kan aku ngga usah ikut event ini, yaaa Tuhan ... mudah mudahan saja semuanya baik baik saja”
Begitu turun dari mobil Jodha segera menggeret Zakira menjauh dari Madam Benazir, setelah dirasa Madam Benazir tidak bisa mendengar obrolannya dengan Zakira, Jodha langsung bertanya pada Zakira “Zakira, apakah kamu tahu dimana kita garap event kali ini ?” Zakira tersenyum “Aku tahu, kita sekarang ada diranch kuda milik tuan Humayun, ayah tuan Jalal, Jodha” Jodha melotot kearah Zakira “Kenapa kamu nggak bilang dari kemarin, Zakira ?” Zakira terlihat bingung “Lho bukannya kamu tahu kalau hari ini kita akan garap event perkawinan emas tuan Humayun dan nyonya Hamida ?” Jodha jadi salah tingkah didepan Zakira “Iya, aku memang sudah tahu kalau kita akan garap eventnya tuan Humayun, tapi yang aku maksud aku itu nggak tahu kalau mereka itu orangtua tuan Jalal” Zakira semakin terlihat bingung “Memangnya kenapa kalau mereka itu orangtuanya tuan Jalal ? Ada masalah denganmu ?” Jodha jadi bingung, bagaimana caranya menjelaskan ke Zakira tentang tuan Jalal yang selalu bikin ulah dengan dirinya. “Jojo !” Jodha segera menoleh kearah suara tersebut, Madam Benazir sudah berdiri agak jauh didepannya “Yaa Madam !” Madam Benazir terlihat sedikit curiga pada Jodha “Kenapa kamu lama sekali ? Apa yang sedang kamu lakukan dengan Zakira ?” Jodha semakin salah tingkah kali ini didepan majikannya itu “Dia sedang memberikan instruksi untuk saya, Madam” Zakira mencoba menyelamatkan posisi Jodha dimata Madam Benazir “Oooh begitu, ya sudah ayooo segera masuk, siapkan semuanya, kamu Zakira, juga ! Cepat !” Madam Benazir segera memberikan perintah dengan gayanya yang bossy dan arogant, sementara Jodha dan Zakira menuruti perintah majikan mereka. Dengan sigap Jodha dan team worknya segera menyulap ranch kuda milik tuan Humayun menjadi sebuah taman bunga seperti dinegeri dongeng dengan konsep pesta kebun yang bernuansa gold (emas).
Ranch kuda milik tuan Humayun yang luasnya kurang lebih sekitar 5 hektare ini memang cukup besar dan terletak diluar kota Jakarta atau lebih tepatnya didaerah Puncak Bogor, selain hawanya yang sejuk, pemandangan alam yang terdapat disana juga selalu membuat para tamu berdecak kagum melihatnya, termasuk Jodha dan teamworknya yang merasa tidak mempunyai kesulitan dalam mensetting tempat tersebut menjadi sebuah tempat pesta yang mengagumkan. Selain beberapa istal kuda yang dibangun, diranch kuda ini juga terdapat arena balap kuda yang besar plus arena latihan untuk kuda akrobatik, dimana kuda dilatih untuk duduk, memberi hormat atau melompati palang rintangan. “Zakira, tuan Humayun ini pecinta kuda ya ?” sambil menata meja dan kursi kursi yang dibutuhkan untuk pesta, Jodha mencoba mengorek lebih dalam lagi tentang keluarga Jalal karena memang terus terang dirinya tidak begitu mengetahui tentang keluarga Jalal, yang Jodha tahu hanya Jalal adalah pakar finansial selebihnya tentang dia, Jodha tidak peduli karena Jodha memang tidak begitu mengikuti gosip yang berhembus dikaum the have. “Sepanjang pengetahuanku sih memang begitu, Jo ... tuan Humayun adalah seorang dokter ahli bedah yang ternama dikota kita dan dia memiliki ranch kuda sudah sejak lama”
Jodha semakin tertarik dengan cerita Zakira sambil terus menyusun kursi dan meja yang dibuatnya membentuk letter U dengan taplak meja berwarna putih gading dan kursi yang diikat dengan sebuah pita besar berwarna gold dibawah sebuah tenda yang besar, sementara ditengah tengahnya terdapat sebuah panggung mini dimana para pemain band sedang mensetting sound system mereka dan pihak cateringpun sudah siap ditenda dapur bagian belakang, sementara sang owner catering sedang menghias kue pengantin yang besar dan tinggi menjulang agak didepan panggung utama, semua orang memang super sibuk saat itu termasuk Jodha, sementara Madam Benazir hanya berjalan kian kemari melihat persiapan yang dihelat pagi itu.
“Zakira, apalagi yang kamu tahu tentang keluarga tuan Humayun ?” Jodha kembali membuka percakapan “Hmmm ... ada yang kepo berat ni, setahuku sih istri tuan Humayun itu, nyonya Hamida adalah seorang pebisnis sejati, dia itu keturunan Turki, perusahaannya ada dimana mana, sementara anak anak mereka itu yang pertama Adam Khan, seorang pebisnis sama seperti ibunya, anaknya tiga cowok semua namanya Haidar, Qutub dan Murad, kemudian adik Adam Khan cewek namanya Bhaksi Bano, kalau dia ini seorang dokter anak, anaknya dua namanya Danial dan Mehtab, yang Mehtab ini walaupun masih kecil, dia sudah sering menang di turnamen polo kuda bergengsi” Jodha termangu mangu mendengarkan cerita Zakira “Kemudian yang ketiga tuan Jalal, kamu tahu kan bagaimana dia, seorang pakar finansial yang masih lajang, yang keempat Zhannas, dia seorang dokter hewan, dia yang mengelola ranch kuda ini bersama suaminya yang seorang insinyur pertanian, kalau nggak salah selain kuda, disini mereka juga punya peternakan sapi, klinik dokter hewan sama perkebunan yang khusus menanam tanaman palawija organik juga rumah kaca, kalau nggak salah juga tempat ini kan dibuka untuk area outbond untuk umum” Jodha terus mendengarkan cerita Zakira sambil mulai merangkai bunga untuk ditempatkan dimeja yang sudah ditatanya. “Kalau Zhannas juga sudah punya anak ?”, “Setahuku sih belum, mereka baru beberapa tahun menikah, oh iya ada satu lagi adiknya Zhannas, namanya Mirza Hakim, dia juga masih lajang” Jodha bisa membayangkan sebuah keluarga besar yang bahagia karena semuanya mereka punya mulai dari kekayaan hingga ketenaran, sementara berbanding terbalik 360 derajat dengan keluarganya sendiri yang juga berjumlah lima orang tapi semuanya serba pas pas an bahkan kekurangan tapi itu semua tidak menyulutkan semangat Jodha untuk terus bekerja demi membantu perekonomian keluarganya.
“Selamat pagi, apakah semuanya sudah beres ?” sesaat Jodha menoleh pada suara yang didengarnya, dilihatnya didepan Jodha, seorang wanita paruh baya yang walaupun sudah memasuki usia senja namun guratan guratan kecantikannya masih membekas disana, Jodha yakin kalau itu adalah nyonya Hamida, ibu kandung Jalal, Jodha juga semakin mengerti darimana Jalal bisa mendapatkan ketampanannya selama ini “Semuanya sudah beres, nyonya ...kurang lebih 90%, maaf, apakah nyonya ini nyonya Hamida ?” ibu Hamida tersenyum kearah Jodha “Yaa ... saya Hamida, anda ?”, “Saya Jodha, asisten Madam Benazir, kalau nyonya ada perlu apa apa, anda bisa mencari saya”, “Okay, akan aku ingat itu, kalau bisa cepetan ya karena sebentar lagi tamu tamu akan datang”, “Baik, nyonya ... akan segera kami usahakan” sepeninggal nyonya Hamida, Jodha segera menyelesaikan pekerjaannya kemudian mengecek pekerjaan teamworknya yang lain yang juga sudah hampir 100% selesai termasuk dekorasi ruangan dan dekorasi kue pengantin yang tinggal finishing touch.
“Maaf, siapa yang bertanggung jawab disini ?” Jodha segera menoleh ke arah suara yang tiba tiba muncul ditenda utama “Saya yang bertanggung jawab, nyonya” Jodha segera menghampiri seorang wanita yang berdiri didepannya yang wajahnya kalau dilihat lihat mirip sekali dengan nyonya Hamida “Kenalkan saya Zhannas, kemarin saya sudah minta pada Madam Benazir untuk menyediakan pita pita untuk kuda kuda poni saya, karena nanti kuda kuda poni akan menjadi salah satu pertunjukkan untuk anak anak yang mau menungganginya, jadi apa anda membawa pita pita itu ?” Jodha menganggukkan kepala “Sudah kami siapkan semuanya nyonya Zhannas, dimana kuda kuda poninya ? Biar kami hiasi mereka” senyum Zhannas langsung mengembang begitu Jodha menawarkan dirinya untuk menghias kuda kuda poni miliknya “Mereka ada dilapangan, nanti aku antar kamu kesana, lalu untuk venue dikuda akrobatik, apakah juga sudah dihias ?”, “Sudah nyonya, sudah kami setting semuanya sesuai dengan permintaan nyonya Hamida”, “Bagus ! Siapa nama kamu ?”, “Jodha !” ujar Jodha sambil mengulurkan lengannya, Zhannas menyambut tangan Jodha hangat, tak lama kemudian Jodha diantar ketempat kuda kuda poni itu berada, dilihat dari ukurannya mereka itu lucu lucu dan menyenangkan.
“Kamu disini rupanya !” Jodha segera menengok ke kanan dan ke kiri melihat siapa yang mengajaknya berbicara kali ini ketika dirinya sedang mendandani kuda kuda poni itu bersama Zakira, diluar pagar tempat kuda kuda poni itu berada, Jodha bisa melihat Jalal sedang berdiri disana sambil bertengger disalah satu pagar kayu yang melintang tepat didepan Jodha “Kamu bicara dengan saya ?” nada suara Jodha bergetar, entah mengapa tiba tiba Jodha merasa takut berada didekat Jalal “Ya kamu ! Kamu pikir aku bicara dengan siapa kalau bukan dengan kamu ?” Zakira tersenyum begitu melihat perubahan sikap Jodha, Zakira baru sadar kalau ada sesuatu antara Jodha dengan Jalal, apalagi ketika tiba tiba Jalal melompati pagar kayu yang tingginya sedada orang dewasa itu dan memasuki tempat mereka menghias kuda kuda poni “Lucu juga kuda kuda ini kamu hias dengan pita pita seperti itu” Jodha hanya diam saja sambil berusaha menghindar kearah kuda kuda poni yang lain sambil berusaha untuk sembunyi dari Jalal, namun Jalal malah terus mengikutinya “Kamu tahu, kuda kuda poni ini sangat cerdas, dia bisa melakukan gerakan akrobatik, seperti duduk dan berdiri sama seperti kuda kuda yang besar itu, adikku Zhannas yang melatihnya, kamu sudah bertemu dengannya kan ?” Jodha hanya diam saja sambil terus bersembunyi dibalik kuda poni yang belum dihiasnya “Heiii ... kenapa kamu diam saja ?” tiba tiba saja Jalal melongokkan wajahnya diatas punggung kuda poni yang dihias Jodha membuat Jodha sedikit kaget.
“Maaf, tuan ... saya sedang bekerja, tidak bisakah anda membiarkan saya bekerja dengan nyaman tanpa adanya gangguan dari anda ?” Jalal tertawa kecil mendengar permintaan Jodha “Kenapa kamu selalu menghindari aku ? Apakah aku cukup menakutkan buatmu ?” Zakira yang ikut mendengar pembicaraan mereka, tertawa terpingkal pingkal, sementara Jodha malah membelalakkan matanya kearah Zakira dengan pandangan tidak suka “Lihat ... temanmu sendiri malah langsung menyukaiku, kenapa kamu tidak ?” Jalal ikut tertawa kecil begitu melihat Zakira yang masih tertawa, sementara Jodha menatapnya dengan pandangan ketus “Kak Jalal !” secara berbarengan Jodha dan Jalal menengok kearah sumber suara, dari kejauhan Jodha melihat seorang laki laki muda yang mungkin usianya beberapa tahun dibawahnya “Mungkin ini adik tuan Jalal yang bungsu” bathin Jodha dalam hati, laki laki itu berjalan menuju kearah mereka “Kak, acara sudah hampir dimulai, ibu meminta kita kumpul didalam, ayooo ...” Jalal hanya mengangkat tangannya keatas sambil menyeringai sedih “Haaahh, oke lah ... sampai ketemu lagi, nona Jodha” Jalal segera berlalu bersama adiknya Mirza Hakim, Jodha langsung menghela nafas panjang, lega rasanya begitu Jalal pergi dari sisinya, ingin rasanya Jodha pergi dari tempat tersebut dan kembali pulang kerumahnya tapi apa daya satu hari ini dirinya telah dipaku untuk tetap berada ditempat itu sambil melewati berbagai macam acara demi acara yang dihelat selama satu hari penuh. .. NEXT