First Kiss bag 2 by Tatah Bunda Qirania. “ JALALUDIN KENCANI ANAK MENTERI PERDAGANGAN”, “ JALALUDIN GUSUR PULUHAN RUMAH DEMI PROYEK AMBISINYA”, “ BATAL NIKAH, JALALUDIN MABUK DI PINGGIR JALAN”, “ SUAP APARAT, JALALUDIN SUKSES GANDENG INVESTOR KONGLOMERAT”
Pagi itu tak seperti pagi-pagi sebelumnya. Kemarahan yang sekarang menguasai Jalal. Jalal tak tau bagaimana ini bisa terjadi sedangkan mereka tidak pernah sekalipun tercium oleh wartawan.Jalal punya kekuatan untuk mentup mulut wartawan yang mendapatinya berbuat salah. Tapi apa ini? Kenapa seluruh majalah, koran dan berita televisi membicarakannya. “ Siapa yang berani main – main dengan ku?” Geram Jalal dengan tangan yang mencengkeram erat koran itu. “ Tuan apakah waktu mabuk tuan dengan orang lain?” tanya Mr. Khan “ Tidak, “ jawab Jalal asal tapi kemudian dia mengingat sesuatu “ tapi aku sepertinya berbicara dengan wanita. Mungkin aku melihatnya sebagai Ruqaiya dan aku lepas kontrol bercerita “ Tepat sekali, karena tidak ada selain yang di rumah ini tau anda gagal menikah. Bisa saya tebak kalau pelaku ini adalah seorang wanita mata – mata dari musuh Anda” Jelas Mr. Khan yang mulai curiga dengan kejadian ini karena hanya keluarga dan seisi rumah saja yang tahu kalau Jalal batal menikah. Jalal termenung mengingat siapa orang itu. Tapi tak tergambar sedikitpun di otaknya akan wajah orang itu. Lamunannya buyar bersamaan dengan bunyi ponselnya. “ Halo” jawab Jalal dingin “ APA? Okey aku segera kesana” seketika Jalal berdiri dari sofa dan wajahnya berubah cemas. “ Ada apa Tuan Muda?” tanya Mr Khan yang bingung melihat perubahan wajah majikannya itu “ Para Investor membatalkan kontrak dan menolak menandatangani nya Mr. Khan. SIAL! Semua karena orang brengsek ini, cari dia sampai ketemu Mr. Khan. Aku mau dia merasakan apa yang aku rasakan” ucap Jalal dengan wajah tajamnya dan sejuta kemarahan di dalam dirinya.
Mungkin pagi itu menjadi pagi yang paling sial untuk Jalal tapi berbeda dengan Jodha. Jodha membenamkan diri didalam Bath up, memanjakan dirinya dari segudang pekerjaannya. Dia tersenyum bahagia, entah apa yang ada di otaknya sampai – sampai ketukan pintu tak terdengar olehnya. “ NONA JODHA,, NONA JODHA?” Teriak sang pelayan dengan cemas. “ iya aku di sini” Jodha keluar dari kamar mandi menggunakan handuk kimononya. Pelayan itu menarik napas lega ketika mendengar suara Jodha “saya kira anda pingsan di dalam, Tuan Besar menunggu anda di meja makan. Dia kelihatannya sedang marah” bisik pelayan itu kepada Jodha menggambarkan kalau Jodha sedang dalam masalah kali ini. “ Benarkah?” Jodha bertanya balik dengan berbisik “ okey aku akan segera turun” 15 menit kemudian Jodha turun dan menemui sang ayah yang sudah menunggunya di ruang makan. Wajahnya datar seakan menyembunyikan sesuatu. “ ayah memanggilku?” tanya Jodha ketika sudah sampai dan duduk di depan ayahnya. “ Apa yang kau lakukan nak? Kenapa kau membuat berita itu? Menghancurkan dan merebut milik orang lain itu tidak baik nak” ucap sang ayah dengan memandang penuh tanya pada Jodha, “ sudahlah ayah, jangan terlalu dipikirkan “ jawab jodha enteng yang langsung membuat Mr. Bharmal sangat marah “ Kau tau dengan siapa kau main-main? Dia itu JALALUDIN mafia di negara ini, dia bisa membunuhmu kalau kamu bermain – main dengan dia”
Mr. Bharmal dengan geram menjelaskan kepada Jodha kalau Jalal adalah orang yang sangat berpengaruh di India." Tidak ayah dia yang bermain - main dengan ku. Kalau aku mengambil para investornya itu masih sedikit daripada apa yang sudah dia ambil dari ku" Jodha dengan amarahnya mencoba mendebat Mr Bharmal. " Katakan padaku, apa yang sudah dia ambil?" Tanya Mr Bharmal dengan bingung " Dia..dia..emmm dia mengambil... Emm" Jodha terbata-bata ketika harus menjawab sang Ayah " pokoknya dia mengambil sesuatu yang tak bisa aku maafkan sekali pun", "Tapi apa? Ayah mungkin bisa memberikan Jalan keluar yang lain" Mr. Bharmal masih saja mendesak Jodha agar mau menceritakan masalah yang terjadi. Jujur dia sangat kaget ketika tau sang putri adalah dalang dibalik kehebohan berita diluar sana. " Pokoknya Ayah tidak perlu tahu, jika ayah masih menyuruhku tidak melakukan itu. Maka aku berhenti dari semua urusan ku dikantor dan juga jangan berharap aku akan kembali lagi ke India" Jodha merasa bersalah harus mengatakan itu kepada ayahnya. Tapi Jodha juga tidak bisa menjelaskan masalah sesungguhnya. " Baiklah, tapi ayah tegaskan.. Benih yang kamu tanam saat ini harus siap kamu ambil dan terima buahnya" Mr Bharmal mengingatkan kepada sang putri bahwa semua yang dia lakukan menjadi tanggung jawabnya sendiri. " Tenang aja ayah, tidak akan ada yang berani macam-macam dengan anakmu ini" Jodha dengan gaya khas Tomboy nya meyakinkan Mr. Bharmal.
Sudah satu minggu Jalal mondar – mandir India – Dubai untuk mendiskusikan masalah proyek yang di tolak oleh salah satu investor disana. Tapi masih juga belum menemukan hasil. Di pasar saham dia bukan lagi masuk Runner Up, omsetnya turun drastis dari biasanya. Jalal sudah seperti Singa yang siap memakan siapa saja yang ada di depan nya. “ Bagaimana Mr. Khan? Sudah satu minggu dan kau juga masih belum tahu siapa pelakunya?” tanya Jalal dengan nada dingin seakan menyindir kalau pekerjaan Mr. Khan sangat lambat. “ maafkan saya Tuan, tapi data orang ini seakan sengaja dihilangkan dari jangkauan publik” Ucap Mr. Khan menyesal. “ Siapa orang itu?” tanya Jalal yang duduk di kursi pesawat sambil memijit-mijit keningnya. “ Dia adalah anak dari pemilik JSTC , data-datanya semua tidak saya temukan tuan. Yang saya tau namanya hanya Jodha” Mr. Khan menjelaskan kepada majikanya yang sedang stress di dalam pesawat itu. Jalal hanya menyandarkan badannya di kursi pesawat, sungguh dia tidak percaya bagaimana mungkin seorang wanita ingin menghancurkannya? Apa dia pernah mengencani wanita itu sampai dia sakit hati dengan ku? Ahhhhhhhhhh terlalu banyak wanita yang dia kencani sampai dia tak tau wajahnya sekali pun. Jalal terus bergelut dengan pikirannya sepanjang perjalanan menuju India.
Jodha melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, acara yang dia tampilakan di cancel televisinya selalu mendapatkan rating yang tinggi. Setiap hari dia selalu bergelut dengan dokumen – dokumen yang harus dia tanda tangani. “ Apa ini?” Jodha membaca proposal yang di serahkan sekretaris ayahnya itu dengan pandangan penuh tanya. “ ini adalah acara untuk perayaan ulang tahun Anda, Direktur mempersiapkan ini karena direktur sudah lama tidak merayakan ulang tahun Anda” sekretaris itu menjelaskan maksud dari proposal yang dia ajukan. Besok adalah ulang tahun Jodha . Jodha sudah sangat lama tinggal bersama ibunya di Eropa, maka dari itu Ayahnya ingin menyenangkan putri semata wayangnya itu. “ hmmmm” Jodha hanya menarik nafas berat melihat perilaku ayahnya. Tapi akhirnya dia mendanatangani proposal itu. Dengan satu syarat “ tidak ada acara bisnis disana”. Sang sekretaris pamit setelah mendapatkan persetujuan Jodha. Sepeninggal sekertaris itu Jodha dengan nada kesal menelpon sang Ayah. “ Ayah tau kan aku tidak mau di EKSPOS!” Nada Jodha sudah agak meninggi tapi dia masih menyimpan amarahnya karena rasa hormatnya terhadap orang tua. “ Ayah tidak akan mengekspos acara ini, para wartawan dilarang datang sayang” Ujar sang Ayah dengan nada meyakinkannya.
“ Awas ya kalau sampai pestanya hanya untuk urusan bisnis membosankan. 1 jam saja aku akan pergi dari sana” ancaman Jodha itu bersamaan dengan putusnya sambungan telepon tersebut. Dengan wajah kesal Jodha keluar meninggalkan kantornya. Dia langsung menuju parkiran mobil di basement , Jodha melajukan dengan kencang mobil itu. Dengan pikiran kalut dan rasa kesalnya membuat dia membawa mobilnya ke tempat pencurahan isi hatinya. Dengan segenggam karangan bunga dia meletakkan tepat di atas batu marmer itu. “ ibu, apa ibu bahagia disana ? Jika ibu tidak di istirahatkan di sini aku mungkin tidak akan kembali lagi di sini. Orang itu sungguh membuat ku jengkel. Bagaimana ibu bisa menemukan orang seperti itu?” Jodha mengeluh semenjak hidup dengan ayahnya dia serarsa tertekan. Dia dengan berlinang air mata terus mengungkapkan kekesalan dan kerinduannya pada sang ibu.
Convention Hall di salah satu Hotel berbintang 5 hari itu di sulap menjadi ruangan yang sangat mewah, meja , kursi, panggung dll di persiapkan dengan sangat profesional. Bahkan jalur VVIP Sudah di sterilkan 3 jam sebelum acara dimulai. Tepat pukul 8 malam para tamu sudah berbondong – bondong datang ke tempat itu dengan mobil limosin nya, dengan gaun gemerlap nan mewah, dengan jas taxendo yang high class nampak seperti ajang kelas sosialita. Banyak wartawan disana tapi tidak ada satu pun yang bisa menebak siapa tamu yang datang itu hal itu dikarenakan semua para tamu mengenakan topeng di wajah mereka. Acara pesta topeng pun dimulai, sang MC mulanya memanggil Mr. Bharmal untuk berbagi cerita sedikit mengenai sang putri. Mr Bharmal mengakui kalau dia tidak begitu dekat dengan sang anak karena mereka terpisah sudah lama sekali. Jodha mendengarkan apa yang diucapkan Ayahnya dengan pandangan dingin. Walaupun dia yang berulang tahun tapi dia tidak sekalipun bersalaman dan memperkenalkan diri pada tamu-tamu yang hadir. Jodha benar – benar tidak ingin menunjukkan jati dirinya. Disisi lain semua berdesas desus karena kedatangan seseorang yang begitu di elu-elukan dan menjadi pemberitaan di seluruh India. Yup Jalaludin Muhammad Akbar turut juga hadir menjadi salah satu undangan VVIP. Jodha tidak mengenalinya begitupun dengan Jalal. Karena wajah mereka tertutup oleh topeng.
“ Baiklah terima kasih kepada para tamu yang menyempatkan diri mau hadir di acara ulang tahun putri saya. Maaf dia tidak mau naik ke atas panggung. Disini saya selaku ayah mengucapkan terima kasih . dan dikesempatan ini pula saya ingin mengumumkan sesuatu” Mr. Bharmal menghentikan kalimatnya sejenak dan mengalihkan matanya menatap Jodha. Jodha dengan alis berkerut menjadi bingung akan tatapan sang ayah “ Apa yang akan dia umumkan kali ini? Kenapa ayah menatapku seperti itu” batin Jodha “ kali ini saya” MR. Bharmal meneruskan pengumumannya “ tapi sebelumnya saya meminta maaf dulu kepada anak saya. Karena mungkin ini akan menyakiti perasaannya disini saya akan mengumumkan pernikahan saya dengan Putri dari Komisaris telekomunikasi yang bernama Ruqaiya Sultan.” Mr. Bharmal berjalan kebelakang panggung dan kembali membawa seorang gadis seusia Jodha ke hadapan para tamu. Semuanya bersorai dan bertepuk tangan untuk Mr. Bharmal tapi tidak untuk dua orang yang sedang terbakar oleh amarah. Jodha tersenyum mendengar berita heboh itu tanpa dia sadari dia berjalan ke atas panggung menghampiri dua pasangan yang berbeda umur itu. “ haruskah aku mengucapkan kalian selamat? Hahaha hebat ayah sangat pandai membuatkan aku kejutan” ujar Jodha yang sudah berdiri tepat dihadapan mereka.“ nak ini semua karena wasiat dari ibu mu” ujar Mr. Bharmal mencoba menjelaskan.
“ TIDAK MUNGKIN!! KAU , KAU ADALAH ORANG YANG MEMAKSA DIA MENANDATANGANI INI SEMUA. DEMI AMBISI MU, KAU KUASAI PERUSAHAAN IBU, DEMI AMBISIMU KAU MEMBUAT AKU DAN IBU MENJALANI KEHIDUPAN BERAT DI PARIS, JANGAN PERNAH KAU PANGGIL AKU SEBAGAI ANAKMU. JANGAN PERNAH KAU BERMIMPI AKAN MENGUASAI PERUSAHAAN IBU LAGI. SELAGI AKU MASIH HIDUP AKU YANG MEMEGANG SAHAM TERBESAR” Jodha kehilangan kontrol akan dirinya. Kecewa, marah, benci itu yang menyelimutinya. Dia turun dan langsung berlari meninggalkan tempat itu. Jalal menyaksikan semua itu, dia mengepalkan kedua tangannya ketika menyaksikan gadis pujaannya meninggalkan dia dan lebih memilih menikah dengan pria tua itu. Tapi dia bisa menguasai dirinya, alur strategi sudah ada dibenak dia ketika gadis bergaun kuning itu lewat didepan matanya. “ Mr, khan suruh orang mengikuti gadis yang pakai gaun kuning itu. Ikuti kemanapun dia pergi” Perintah Jalal kepada mr. Khan yang ada disebelahnya. “ Baik tuan” Mr. Khan dengan beberapa bodyguard mengikuti mobil Jodha yang baru saja keluar. Mereka mengikuti kemanapun Jodha pergi. Sampai larut malam mereka masih saja melanjutkan tugasnya. Jodha dengan air mata yang berlinang tak menyadari jika ada beberapa orang mengikutinya. Dia menghentikan mobilnya tepat di depan sebuah club. Mr. Khan hendak masuk tapi dijegah oleh bodyguard club itu. Akhirnya Mr. Khan menunggu di tempat parkir sampai Jodha keluar. First Kiss bag 3 by Tatah Bunda Qirania