First Kiss bag 4 by Tatah Bunda Qirania. Seminggu sudah Jodha menenangkan diri di desa itu. Kini dia mulai menjalani aktifitasnya kembali. Jodha tidak lagi tinggal dengan ayahnya, dia lebih memilih untuk pergi dan tinggal di salah satu apartemen mewah di kota Agra dekat dengan kantornya. Jodha memarkirkan mobilnya di parkir VVIP setelah itu dia langsung naik ke lantai atas tempat kerjannya. Bel Lift berdenting menunjukkan kalau jodha sudah sampai ke tempat tujuannya. Tanpa banyak kata dia langsung masuk ke ruangannya. Baru saja dia duduk tapi sudah terdengar suara ketukan dari luar. “ masuk” perintah Jodha. Orang yang mengetuk itu yang tak lain adalah sang sekretaris akhirnya masuk dan menyodorkan Amplop coklat tersegel. “ Bu komisaris waktu ibu tidak masuk ada orang dari Akbar Company menitipkan ini untuk ibu” jelas sekretaris itu “ Akbar Company?” sepintas Jodha lupa dengan nama itu tapi detik berikutnya dia baru sadar kalau itu adalah perusahaan milik Jalal. “ Okey kamu boleh pergi” perintah Jodha pada sang sekretaris agar meninggalkannya. Jodha agak sedikit curiga dengan amplop itu tapi dia mencoba untuk tak peduli apa isinya. Jodha melempar amplop itu ke tumpukan berkas – berkas yang lain lalu pegi untuk berkeliling gedung melihat segala pekerjaan karyawannya. Setiap Studio yang melakukan Shooting dimasuki oleh Jodha tak khayal banyak karyawan yang kaget dan sedikit kikuk ketika sang komisasir memantau nya. “ Selamat Pagi bu” itu adalah kalimat yang selalu di dengar oleh jodha ketika berpapasan dengan karyawan. Jodha hanya melemparkan senyum untuk membalasnya tapi kemudian senyum itu memudar ketika seseorang berjalan menghampirinya.
“ Selamat Pagi ibu komisaris, apa liburanmu menyenangkan?” ucapnya ramah.
Jodha menarik nafas dan menghembuskannya dengan berat “ kenapa kau selalu muncul dimana-mana? Aku keluar rumah karena aku tidak mau bertemu dengan mu tapi kau malah muncul di sini” dengan tangan yang dilipat di dada Jodha mengungkapkan kekesalannya pada Ibu barunya itu. Ruqaiyah mendekati Jodha mencondongkan badan dan berbisik padanya “ Jodha aku tau kalau umur kita tidak terpaut jauh. Tapi apa kau tidak tau kalau setelah aku menikah dengan ayahmu maka jabatan direktur JSTC akan berada di tangan ku?” Dengan senyum sinis Jodha menanggapinya “ Itu tidak mungkin selagi aku masih hidup jangan berharap kau bisa duduk di jabatan direktur miss Ruqaiyah” Jodha melangkah pergi meninggalkannya sendirian. Ruqaiyah dengan senyum penuh siasat mengantar kepergian Jodha.
Jalal menemui salah satu investornya. Kali ini adalah investor terakhir yang dia temui, 2 bulan lagi project itu harus sudah terlaksana kalau tidak nasib perusahaannya sudah di ujung tanduk. “ saya mohon anda bisa melanjutkan kerja sama dengan kami, saya jamin anda akan mendapatkan untung yang sangat besar” ucap Jalal meyakinkan “ Maaf Tuan Jalal tapi saya sudah menandatangani kontra kerja sama dengan JSTC. Mungkin anda ada kesempatan kalau negosiasi dengan mereka” ujar investor sukses di bidang kelautan itu. Jalal sempat termenung lalu dia menyunggingkan senyum “ terima kasih atas saran anda” Jalal berdiri meninggalkan ruangan itu. Dia bergegas masuk ke mobil dan meluncur. “ Kita mau kemana Tuan?”tanya Mr. Khan “ Kita ke JSTC” Jawab Jalal Singkat. “ Ehmm Mr. Khan apa kau yakin sudah memberikan amplob itu?” tanya Jalal “ sudah tuan dan saya yakin kalau nona Jodha sudah menerimanya” jelas Mr. Khan sambil mengendalikan mobilnya. “ tapi kenapa dia belum menghubungi ku” batin Jalal sambil memijat – mijat keningnya.
1 Jam kemudian Jalal telah sampai di JSTC dia langsung melangkahkan kaki ke receiptsionist tapi langkahnya berhenti ketika dia bertemu dengan Ruqaiyah. “ Jalal? Kenapa kamu datang ke sini?” tanya Ruqaiyah yang menghampirinya di meja Receiptsionist dengan tersenyum. “ Aku tidak perlu menjelaskan alasan kenapa aku kesini. Dimana ruang komisaris mu?” tanya jalal langsung tanpa basa basi. Ruqiyah tercengang melihat tingkah Jalal yang angkuh. “ ehmm. Di lantai atas lantai 32” jawabnya singkat. tanpa ucapan terima kasih Jalal langsung pergi meninggalkan Ruqaiyah. Ruqaiyah hanya menatap punggung Jalal dengan wajah yang penuh penyesalan. Jalal sampai di lantai 32 dia bertemu dengan sekretaris Jodha. “ Aku ingin bertemu nona Jodha” ucap Jalal dengan gayanya yang sok angkuh. “ Apa tuan sudah membuat janji dengan komisaris?” tanya sekretaris itu melaksanakan prosedur peneriamaan tamu. Jalal hanya menatapnya dingin lalu pergi langsung menuju ke pintu Jodha dan membukanya. Jodha tersentak kaget mendengar pintu yang di buka tiba- tiba. Sekretarisnya berlari berusaha melarang tapi memang Jalal tidak suka sesuatu yang berbelit-belit. “ Maaf bu. Orang ini langsung masuk saya sudah melarangnya” sesal sekretaris itu. “ sudahlah tinggal kan kami” perintah Jodha sambil menatap tajam pemuda kurang ajar itu. Sepeninggal sekretaris itu Jalal dan Jodha hanya saling menatap dengan pandangan yang tajam, penuh dengan kebencian. Bahkan posisi Jalal sekarang masih berdiri. “ Kau tidak mengijinkan ku duduk ibu Komisaris?” tanya Jalal seakan mengejek Jodha.
“ Apa tujuanmu kemari? Cepat katakan aku tidak mau terlalu lama melihatmu di sini” Jodha langsung pada pointnya. Jalal tersenyum geli mendengar perkataan Jodha, baru kali ini ada gadis yang menolaknya. “ Aku datang kesini untuk memintamu bekerja sama dengan ku nona Jodha” Jodha yang mendengar itu tersenyum sinis “ Lalu apa kau kira aku akan menyetujuinya?” tanya Jodha balik kepada Jalal. “ Tidak, aku tau kau tidak akan setuju” jawab Jalal enteng sambil menyandarkan badannya di Sofa tamu kantor Jodha. “ Lalu?” tanya Jodha dengan alis berkerut. “ aku punya sesuatu yang akan membuatmu setuju. Aku tunggu malam ini di Restoran Hotel Calton ingat jam 8 malam. Kalau telat maka kau akan menyesal seumur hidupmu. Bukankah aku sudah memberimu amplop itu?” jelas Jalal yang masih dengan santai menjalankan siasatnya. Setelah selesai mengucapkan itu dia lalu pergi begitu saja dari hadapan Jodha. Jodha masih terpaku bingung akan ucapan Jalal dia ingat amplop yang tadi dia buang, lantas dia langsung bergegas mencarinya. Jodha menghembuskan nafas lega setelah menemukan amplop itu dia langsung membukanya. Betapa terkejutnya dia melihat isi didalam amplop itu matanya terbelalak menatap foto-foto itu, foto dimana jodha dengan tanpa pakaian hanya tertutup selimut tidur dengan pria brengsek itu. “ Dasar Kau memang Pria brengsek Jalaludin” Ucap Jodha sambil meremas Foto itu.
Pagi itu Jodha banyak sekali aktifitas dia bahkan menghadiri beberapa rapat dengan para karyawan dan investornya. Pagi berganti dengan senja yang kemerahan. Jodha memutuskan untuk pergi ke tempat yang biasa nya menjadi penghiburnya. Yayasan Panti Asuhan anak – anak yatim piatu di situlah Jodha sekarang. Tempat itu dulu adalah tempatnya tinggal bersama ibunya setelah di tendang oleh Ayahnya. Ibu Jodha bekerja sebagai guru menyanyi di sana. Jodha memandangi foto-foto masa kecilnya bersama ibunya yang di tempel di dinding. Jodha asyik dengan kenangan – kenangannya. Dia juga menyempatkan diri bermain bersama anak-anak di yayasan itu. Acara seru permainan dan berbagi cerita dongeng itupun terhenti karena suara ponsel Jodha. “ Ya Miss Phoja?” sapa Jodha yang agak begitu kaget dengan miss Phoja yang menelponnya. Yup Miss Phoja tidak lagi melayani Mr. Bharmal tapi dia sudah menjadi Asisten pribadi Jodha. “ Nona Jodha ada yang tidak beres dengan nyonya” lapor miss Phoja “ Nyonya? Ahh aku tahu memang kenapa?” tanya Jodha dengan penasaran. “ Dia menyuruh pelayan untuk melayaninya karena dia akan bertemu seseorang spesial malam ini dia beralasan kalau akan makan malam dengan keluarganya tapi peta GPS menunjukkan dia berjalan ke arah lain” Jodha mendengarkan dengan seksama laporan miss Phoja “ tetap pantau dia jangan sampai lepas” ujar jodha memerintah Miss Phoja untuk tetap mengawasi Ruqaiyah. “ Baik nona” Jodha menutup ponsel itu dia memejamkan mata berpikir kemana Ruqaiyah pergi sedangkan ayahnya ke luar negeri untuk urusan bisnis. Jam berdentang menunjukkan kalau itu sudah pukul 8 pas. Jodha tersentak setelah mengetahui kalau itu sudah jam 8. Dia langsung pergi meninggalkan yayasan itu dan melajukan mobilnya kencang.
10 menit Jodha sudah sampai yah untungnya jalanan bersahabat jadi tidak memakan banyak waktu untuk sampai ke tempat itu. Hotel Calton, Jodha mulai melangkahkan kaki memasukinya. Tepat didepan pintu ada Mr. Khan yang menyambutnya “ Nona Jodha silahkan Tuan sudah menunggu” sapa Mr Khan. Jodha hanya menanggapinya dengan dingin dan mengikuti langkah Mr. Khan. Jodha memasuki lorong kecil dimana disitu adalah Ruang Control. “ Silahkan Nona” Mr. Khan menyuruh Jodha masuk sambil membukakan pintu. Jodha masih bingung kenapa dia di giring ke ruangan itu. Walaupun dengan pikiran nya yang bingung Jodha masih bersikap tenang dan menuruti perkataan Mr. Khan. “ kau hampir saja terlambat nona Jodha” sapa seseorang yang tak lain adalah Jalal. “ katakan apa mau mu? Ihsss aku sudah sangaaaat lelah jadi tolong tuan Jalaludin percepat urusanmu” ujar Jodha dengan menahan amarahnya. Belum sempat Jalal menjawab pertanyaan itu Mr. Khan masuk lagi ke ruangan itu “ Tuan tamu anda sudah sampai” Jalal hanya menjawab dengan anggukan kepala. Jalal berdiri mendekati Jodha dan menggiring Jodha ke depan sebuah layar besar lengkap dengan earphone di situ. “ kau akan memperoleh jawaban dengan duduk disini dan mendengarkan” Jalal mejelaskan kepada Jodha sambil menyalahkan layar itu. Nampak disana terlihat sebuah restoran penuh dengan lilin dan meja dinner yang sangat romantis. “ kau. Kau bermaksud membuatku seperti security yang harus menatap layar cctv?” tanya Jodha bingung. “ lihat saja nona jodha, ini kontrak yang harus kau tanda tangani kalau kau setuju dan ini kartu nama ku jika kau ingin menghubungi ku” ujar Jalal.
Kali ini wajahnya menampakkan wajah yang sangat serius. Jodha hanya melongo melihat sikapnya yang dingin dan segala tata cara yang harus dia ikuti. Belum sempat Jodha menolak Jalal sudah pergi. Jodha memperhatikan layar itu tak beberapa lama Jodha menjadi tegang. “ Ruqaiyah? Apa yang dia lakukan di sini?” Jodha berbicara pada dirinya sendiri bingung di layar itu nampak Ruqaiyah dengan gaun yang cantik, dengan riasan yang cantik dan dengan raut wajah yang sangat bahagia sedang duduk di meja khusus itu. Beberapa menit kemudian Jalal masuk dan disambut pelukan oleh Ruqaiyah. Jalal membalas pelukan itu. “ Jalal aku sangat merindukanmu” ujar Ruqaiyah bahagia dibalik pelukan itu “ Aku Juga sangat merindukanmu sayang” Jalal membalasnya sambil memberikan belaian di rambut Ruqaiyah. Mereka berpelukan sangat erat. Jodha darahnya mendidih melihat semua itu apa maksud dari semua ini? Permainan apa ini? Ruqaiyah berani – beraninya kau mengkhianati ayahku dan kau Jalaludin berani- berani nya kau menghancurkan kehidupan ku. First Kiss bag 5 by Tatah Bunda Qirania.