Bila Saatnya Tiba bag 33 by Sally Diandra. Dengan sigap Atifa langsung meletakkan kedua tangannya diatas bahu Jalal, sementara Jalal bingung sambil memandang kearah Jodha dan Atifa bergantian “Ayoo … Jalal kamu mau mengajarkan Jodha dansa kan ?” Atifa langsung mengambil tangan Jalal dan diletakkannya dipinggangnya yang ramping, sedangkan tangan Jalal yang satunya dipegangnya erat, Jodha hanya tersenyum kecil melihat pemandangan tersebut “Aku akan melihatnya dari sana” Jodha berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia tidak ada masalah bila melihat Jalal berdansa dengan Atifa, Jalalpun mengangguk dan akhirnya Jalal dan Atifa memulai dansa romantis mereka berdua ketika Jodha sudah mulai menjauh, dari kejauhan Jodha bisa melihat kalau Atifa sangat menikmati dansanya dengan Jalal, nampak mereka ngobrol lalu tertawa bersama, Jodha berusaha menekan perasaannya yang sudah mulai tidak karu karuan “Kenapa kamu biarkan suamimu dansa dengan perempuan lain ?” tiba tiba terdengar jelas suara Syarifudin ditelinga Jodha, ketika Jodha menoleh, Syarif sudah berdiri disebelahnya “Tidak apa apa, dia itu rekan bisnisnya”, “Kamu yakin ? dia hanya sekedar rekan bisnis ?” nada suara Syarif mulai terdengar kurang enak ditelinga Jodha “Maaf, suamiku tidak seperti kamu !” Jodha langsung menghardik Syarif “Jangan marah, Jodha … aku hanya mengingatkan saja, suamimu itu juga laki laki kan ? sama seperti aku” , “Kamu pikir semua laki laki sama kelakuannya seperti kamu ?” Jodha tambah sengit dengan ucapan Syarif “Aku tahu bagaimana Jalal dulu, Jodha” Syarif berusaha meracuni pikiran Jodha “Kamu pikir selama 4 tahun dia menduda, dia tidak melakukan hal yang tidak tidak ? dia laki laki Jodha, sama seperti aku”, “Kamu sakit !” Jodha sudah ingin segera meninggalkan Syarif namun sesaat langkahnya tertahan oleh ucapan Syarif “Kamu boleh saja tidak percaya denganku, Jodha tapi coba kamu tanya sama suamimu itu, siapa itu Benazir” Jodha memandang Syarif dengan tatapan sengit kemudian segera berlalu meninggalkan Syarif menuju keluar kearea kolam renang,
Malam itu tidak banyak tamu tamu yang berada di area kolam renang, kebanyakan dari mereka sedang menikmati dansa bersama pasangannya masing masing didalam aula yang hangat ketimbang berada diarea kolam renang yang dingin, dari area kolam renang yang begitu luas Jodha bisa melihat dengan jelas tamu tamu yang sedang menikmati pesta pernikahannya, diujung ruangan Jodha juga bisa melihat Sukaniya adiknya yang sedang bercengkrama dengan Mirza teman Jalal, mereka kelihatan cukup akrab dan tak lama kemudian Shivani adik Jodha yang satunya bergegas menghampiri Jodha yang sedang duduk dibibir kolam renang sambil memainkan air “Kakak … kenapa kamu disini ?” , “Shivani kemarilah … lihat bulannya purnama ya, pantulannya didalam air terlihat begitu indah ”Shivani langsung duduk mendekati Jodha, diangkat sebagian roknya lalu dijulurkannya kakinya masuk kedalam air kolam renang “Hmm … malam malam begini enak kali ya, kak … kalau kita berenang”, “Menginaplah beberapa hari disini, biar kamu bisa merasakan berenang malam malam” ujar Jodha yang saat itu duduk sambil memegang lututnya membelakangi Shivani “Boleh kak ?” Jodha mengangguk “Assyiiik, makasih ya kak, oh iya kak … itu siapa sih yang lagi ngobrol sama kak Sukaniya”, “Ooh itu namanya Mirza teman kak Jalal” pandangan Jodha langsung menuju kearah Sukaniya yang kelihatan semakin akrab dengan Mirza “Teman teman kak Jalal itu keren keren ya, kak ! apa itu namanya esmud eksekutif muda, iya kan kak ? aku jadi pengin deh punya pacar esmud, pasti cool” Shivani langsung mengacungkan kedua jempolnya “Shivani kamu ini kan masih SMA, pikirin dulu soal ujian besok baru mikirin pacaran”, “Ah kakak kuno ! semua temenku sudah punya pacar tapi nggak asyik pacar mereka cuma temen sekolah, kerenan kalo punya pacar esmud, iya nggak kak ?” Shivani langsung meletakkan tangannya dipunggung Jodha yang terbuka “Kakak, kenalin aku doong …. sama temen kak Jalal” , “Aku sendiri nggak begitu kenal dengan mereka, Shivani … lihat itu kakakmu Sukaniya, dia langsung dapat kenalan, kamu juga bisa kan seperti dia, berbaurlah sama mereka”, “Tapi aku kan nggak bisa macem kak Sukaniya, tanpa tebar pesona dia bisa langsung didekati ama cowok cowok, sedangkan aku ? masa aku disuruh tebar pesona sih ?” , “Kenapa kamu harus tebar pesona, Shivani ?” tiba tiba dari arah belakang terdengar suara Jalal “Eh, kak Jalal … nggak kak, bukan apa apa, biasa obrolan perempuan” Shivani langsung salah tingkah didepan Jalal kemudian tanpa disuruh Shivani langsung pamit dan meninggalkan mereka berdua, sepeninggal Shivani, Jalal langsung mendekati Jodha yang saat itu masih duduk sambil memegangi lututnya “Katanya mau lihat caranya berdansa, kok malah menghilang ? aku cari kamu kemana mana tadi, ternyata kamu ada disini” Jodha hanya diam saja sambil terus memainkan air kolam renang, sesaat dirinya teringat pada ucapan Syarif “Kamu boleh saja tidak percaya denganku, Jodha tapi coba kamu tanya sama suamimu itu, siapa itu Benazir” Jodha menghela nafasnya dalam, ingin rasanya dia menanyakan siapa itu Benazir pada Jalal tapi rasanya belum tepat waktunya sekarang, tiba tiba Jodha merasakan geli dibagian punggungnya yang terbuka, rupanya secara perlahan Jalal menciumi punggungnya, kumis Jalal yang lebat terasa geli begitu mendarat dipunggungnya, Jodha menaikkan bahunya agar Jalal mengerti bahwa dirinya tidak ingin dicium saat itu, tapi Jalal tidak menggubrisnya, Jalal terus menyerangnya dengan ciuman lembut dibagian punggung Jodha, Jodha sangat kesal dengan ulah Jalal apalagi ketika dia teringat betapa mesranya Jalal berdansa dengan Atifa tadi, belum lagi ucapan Syarif yang menusuk hatinya “Kamu yakin ? dia hanya sekedar rekan bisnis ?” perasaan Jodha jadi tidak menentu secepat kilat Jodha langsung berdiri dan tidak menghiraukan Jalal yang terheran heran dengan ulahnya, bergegas Jalalpun ikut berdiri, kemudian dibaliknya tubuh Jodha agar menghadap kearahnya “Kamu kenapa ?” , “Aku nggak papa” Jodha langsung menyeka setitik air mata yang hampir jatuh dari ujung matanya “Kamu tidak suka aku berdansa dengan Atifa tadi ?” Jodha menatapnya dengan muka ketus “Terus terang sebenarnya aku tadi tidak ingin berdansa dengan Atifa karena aku cuma ingin berdansa denganmu, aku yakin kamu bisa berdansa karena kamu biasa menari kan ?”, “Tapi aku tidak bisa tadi !” Jodha semakin ketus terhadap Jalal, Jalal tersenyum nakal melihat Jodha marah seperti itu “Kenapa kamu cemburu ?” , “Tidak ! aku nggak cemburu, buat apa aku cemburu” Jalal segera mendekatkan bibirnya ke bibir Jodha namun Jodha segera mengelak “Itu tandanya kamu cemburu, dengarkan baik baik … aku Jalalludin Muhammad Akbar hanya mencintai kamu Jodha Bai, tidak ada seorangpun yang bisa menghalangi cinta kita” Jodha menatap Jalal dengan tatapannya yang tajam sementara Jalal membalasnya dengan tatapan penuh cinta, Jalal langsung menaruh kedua lengan Jodha diatas bahunya kemudian dilingkarkan lengannya dipinggang Jodha, irama music masih terdengar merdu dari aula samping, Jalal langsung menggoyang goyangkan badannya ke kanan dan ke kiri mengikuti irama music tersebut, Jalal benar benar menikmati berdansa bersama Jodha dibawah sinar rembulan yang saat itu bersinar bulat menampakkan keindahannya, sementara Jodha hanya menurut mengikuti gerakan Jalal, lama mereka berdansa dengan gerakan lambat, Jodha merasa sangat nyaman bila berada didekat Jalal, namun bila Jalal pergi dari sisinya, perasaan was was kembali mengusik isi kepalanya, apalagi beberapa kata Syarifudin yang selalu terngiang ngiang dibenaknya “Jalal … maaf aku mengganggu” tiba tiba dari arah belakang Jalal mendengar suara Atifa, Jalalpun segera menghentikan dansanya kemudian berbalik “Ada apa Atifa ?” , “Maaf, aku mengganggu, aku hanya mau pamit, hari sudah malam” ,”Oh baiklah … semoga kamu senang dengan pesta kami”, ”Aku senang sekali bahkan aku sangat senang ketika aku bisa berdansa denganmu, Jalal … terima kasih Jodha” Jodha hanya tersenyum kemudian Atifapun segera berlalu, “Ayoo … Jodha kita masuk , masih banyak tamu yang belum kita sapa malam ini” Jodhapun menurut ketika Jalal menggandeng tangannya untuk bertemu dengan teman, saudara dan kolega Jalal.
Setelah pesta usai dan semua tamu sudah pulang, Jodha dan Jalal segera menuju ke kamar mereka, setelah selesai membersihkan wajahnya dan mengganti bajunya dengan piyama sutranya Jodha sudah bersiap hendak tidur, ketika hendak dipejamkan matanya tiba tiba ada sesuatu yang menggelitik kakinya, Jodha tau kalau itu Jalal yang sedang menciumi kakinya, Jodha benar benar kegelian dibuatnya, dari kaki Jalal terus mendaratkan ciumannya disetiap jengkal tubuh Jodha hingga ke telinga, Jodha sedikit menggelinjang kegelian namun tetap dipejamkan matanya sambil menahan senyum, Jalal tau Jodha sedang menahan senyumnya, Jalal segera mengeksplor telinga, leher dam bahu Jodha secara bergantian, Jalal tau Jodha bakal kelimpungan kalau zona rawannya ini diserang, ketika Jalal sudah semakin memburu mengeksplor zona rawan Jodha tiba tiba ponsel Jalal berdering nyaring dimeja kecil sebelah tempat tidur, Jalal segera menghentikan kegiatannya “Sudah jam 2 pagi, Jalal ,,,, siapa yang pagi pagi gini menelfon ?”, “Aku juga nggak tahu, coba aku liat” Jalal segera mengambil ponselnya, dilihat nya disana ada nama Atifa “Atifa … aku angkat dulu ya” Jalal segera memencet tombol on di ponselnya “Ya hallo … “ , “Jalaaal … tolong aku, Jalaaall … tolong akuu” terdengar diujung sana suara Atifa memelas dan meminta tolong, Jalal sangat bingung dibuatnya “Ada apa Atifa ? kamu kenapa ?”, “Tolong aku Jalaaal … kamu harus kesini, aku taakuut, Jalaaal … akuu takuuutt” Atifa terus meminta tolong pada Jalal agar dirinya segera menemuinya di apartemen Atifa malam ini juga, Jodha yang mendengarnya langsung membalikkan badan dan menutupi wajahnya dengan bantal sambil memasang muka masam tidak suka, sementara Jalal kebingungan … Bila Saatnya Tiba bag 34 by Sally Diandra