First Kiss bag 5 by Tatah Bunda Qirania. Jalal dan Ruqaiyah dua pasangan ini seakan tak terpisahkan. Aura kebahagaiaan nampak ketika mereka bersama menikmati hidangan makan malam yang sungguh romantis. "Jalal aku sangat senang sekali ketika kau menelpon dan mengajak ku makan malam" ucap Ruqaiyah sumringah. " Apa suami mu mengijinkan pergi ?" Tanya Jalal dengan wajah yang penuh di hiasi senyum. " Jangan pedulikan dia, dia sedang ke Paris " jawab Ruqaiyah enteng sambil memasukkan sepotong steak ke mulutnya. " Baiklah" Jalal membalasnya juga dengan senyuman khasnya. Ruqaiyah menghentikan kegiatan makannya. Dia menatap Jalal dengan pandangan sedih dan menyesal. " Jalal maafkan aku. Bukan keputusan ku untuk menikah, ayah ku sudah terikat kontrak dengan JSTC dan ayah ku sekarang sedang koma. jabatan ku tidak kuat untuk mengangkat omzet perusahaan sehingga perusahan ku diambil alih oleh paman ku. Aku harus menyelamatkan perusahaan ku dengan menikah dan menjadi ibu direktur JSTC. Jalal kau mau kan memaafkan ku dan mengijinkan ku di sampingmu seperti dulu lagi? Ruqaiyah dengan penuh harap mengungkapkan perasaannya. Jalal memandangnya lalu menyandarkan badannya ke kursi sambil melipat tangannya. " Apa kau yakin kau akan berhasil dengan rencana mu? Kau bahkan tau kalau jabatan mu kalah dengan anak tiri mu? Tanya Jalal dengan pandangan menyelidik. " Tenang saja aku punya kartu As yang membuatnya menuruti perkataan ku" Ruqaiyah menjelaskan itu dengan senyum liciknya. " Apa itu?" Tanya Jalal antusias " Aku akan mengatakannya jika kau mau kembali dengan ku?" Tantang Ruqaiyah. Jalal memikirkan sesuatu. Dia melirik ponselnya tapi tidak ada sesuatu yang seperti dia harapkan.
"Apa yang akan kau berikan sebagai jaminan jika aku kembali lagi dengan mu?" Jalal dengan mata tajam kembali melontarkan negosisasinya. " Project mu akan berjalan lancar. Plus kamu juga akan bisa menguasai JSTC yang sudah menghancurkanmu. Aku akan segera bercerai ketika sudah menemukan surat wasiat itu" jelas Ruqaiyah berusaha meyakinkan Jalal untuk bisa kembali ke sisinya. Jalal masih menunggu sesuatu, beberapa detik Jalal memandangi ponselnya. " Baiklah aku akan menjawabnya sekarang. Aku akan kembali dengan..kriing..kriing" suara ponsel Jalal membuat Jalal mengurungkan meneruskan perkataanny. "Ya" sahut Jalal setelah menekan tombol yes di ponselnya. " done " Jodha dengan suara bergetar mengutarakan kalau dia sudah menandatangani kontrak itu. Jalal tersenyum bahagia mendengar kata itu dari Jodha. Dia lantas mematikan ponselnya dan berkata "Maaf Ruqaiyah tapi aku memutuskan untuk kembali dengan diriku sendiri " perkataan Jalal ini membuat Ruqaiyah tercengang. Dia mengejar Jalal dengan mata yang berkaca-kaca dia terus memohon agar dia di berikan kesempatan lagi. Tapi Jalal sudah tidak membukaan lagi pintu hatinya.
Jodha telah kembali lebih dulu ke apartemennya dengan kemarahan dan rasa benci yang memuncak apa yang dilihatnya tadi membuat Jodha sangat berbeda bahkan air mata pun tidak terlihat di mata nya untuk saat ini. " Aku tau kau tidak benar-benar mencintai ayah ku. Dan aku yang akan membuang mu kembali ke lingkungan mu." Ucap Jodha sambil dengan perlahan menenggelamkan wajahnya di bath up. Jodha membenamkan wajahnya mencoba mendinginkan kemarahannya tapi dinginnya air tak bisa juga membuat dingin kemarahannya. Jodha hanya mengenakan handuk kimono ketika suara bel berbunyi. Tanpa pikir panjang dia langsung membukakan pintu tersebut. " KAU? Bagaimana kau bisa kesini?" Tanya Jodha kepada bajingan kurang ajarnya itu. Yah siapa lagi kalau bukan Jalaludin. " Apa aku tidak boleh menggunakan GPS ku juga? " Tanya Jalal kepada Jodha dengan memamer kan ponselnya. " Boleh aku masuk" tanpa ijin dari Jodha Jalal langsung saja masuk dan duduk di sofa tamu. " HEI dimana sopan santun mu?" Jodha berteriak menghentikan Jalal. Tapi orang itu tak peduli sedikit pun. " Cepat katakan apa urusanmu?" Jodha dengan nada ketus berdiri di depan Jalal. Jalal hanya menatapnya dari atas samapai bawah. Dimana rambut panjang Jodha tergerai basah dan juga baju kimono mini menunjukkan keseksian Jodha.
Jodha yang sadar dimana tatapan Jalal langsung berlari ke kamar. Dia berganti dengan kaos santai dan jeans 3/4. Jodha kembali menemui Jalal dengan tatapan sinis. " Bahkan kau adalah orang yang paling tidak sopan nona Jodha lihat kau kedatangan tamu tapi minuman air mineral pun tidak kau berikan" ejek Jalal kepada jodha yang mukanya sudah menyeramkan karena menahan marahnya. " Kau bukan tamu ku. Dan kau masuk daftar orang paling aku benci. Katakan apa mau mu?" Jodha sudah tidak bisa lagi berlama-lama dengan Jalal untuk saat ini yang dia butuhkan adalah alat doraemon yang bisa melemparkan manusia itu ke jaman purba. " Rapat investor akan dilakukan besok di Dubai aku harap kau ikut juga di sana" jelas Jalal dan seketika berdiri lalu pergi dari hadapan Jodha. " Yaaaaaa kau tidak bisa hanya mengabarinya lewat SMS? Memuakkan saja melihatmu malam ini." Teriakan Jodha itu membuat Jalal hanya tersenyum sambil pergi dan menutup pintu apartemen Jodha.
Jalal dan Jodha untuk pertama kalinya mereka pergi bersama dalam satu pesawat dan satu tempat duduk. Yang hanya mereka obrolkan hanyalah seputar bisnis tidak lebih. Jalal dan Jodha kerap kali bedebat di dalam pesawat sampai pramugari menegurnya berulang kali. " Tidak aku tidak mau kalau rencana project itu masih sama seperti yang kamu ajukan" tegas Jodha yang menolak semua rancangan Jalal. " APA? Lalu apa gunanya kau menandatangani kontrak mu kalau kau akhirnya menolaknya?" Tanya Jalal dengan emosi karena project nya batal. " Aku Terpaksa. Sudah lah! Ingat kau hanya punya 20% di project ini" Jodha mencoba mengingatkan Jalal kalau dia hanya bagian kecil dari project itu. " Kau memang pembisnis yang ambisius nona Jodha" ejek Jalal yang sangat kesal akan sikap keras kepala Jodha.
Jalal dan Jodha menghadiri rapat investor di Dubai. Para investor yang pergi meninggalkan Jalal akhirnya kembali lagi setelah mereka tahu kalau Jalal berhasil menggandeng JSTC juga. Para investor setuju project yang awalnya hanya untuk pembangunan tempat wisata sekarang lebih istimewah bukan hanya untuk tempat wisata bahkan project ini digadang-gadang juga akan di buat berbagai setting studio berbagai negara untuk keperluan Shooting film dan drama. Jodha lebih suka akan arsitektur sehingga dia menempatkan 7 keajaiban dunia di project itu. Para investor sangat bersemangat mendengarkan rancangan Jodha. “ Inilah kenapa kami kembali tuan Jalaludin karena patner anda yaitu nona Jodha dia benar-benar sangat smart. Project ini akan menjadi ICON dari India. Dan bisa kita pastikan keuntungan yang kita dapat” ujar salah satu investor. Jodha hanya menyunggingkan senyuman ramahnya saja. Lain dengan Jalal yang seakan menjadi orang kecil disana. Project siap dilaksanakan. Anggaran sudah siap untuk dibagikan.
Setelah urusan selesai Jodha dan Jalal kembali lagi ke India. Mereka bahkan hanya bertemu pada rapat saja. Selama Jodha pergi Ruqaiyah yang menggantikan Jodha. Ini tanpa sepengetahuan dari Jodha dan satu masalah di mulai. Pagi itu di kantornya Jodha sangat marah kepada sekretarisnya bagaimana bisa Ruqaiyah menggantikannya dan akhirnya menjual aset di Desa tempat ibunya lahir? Seketika itu juga Jodha menyuruh sekretarisnya untuk memanggil semua di reksi di ruang rapat. Tepat setelah semua direksi berkumpul Jodha memasuki ruang rapat tanpa basa basi dia langsung memaki semua orang yang ada di sana. “ Dimana otak kalian. Apa kalian tidak memahami struktur organisasi? Bagaimana dewan direksi seperti kalian menjual aset perusahaan tanpa persetujuan dari ku? Dari komisaris perusahaan ini?” emosi jodha ini membuat semua direksi terdiam. “ Tidak ibu komisaris Direktur sudah menyetujui nya. Jadi kami kira ibu sudah setuju” ucap salah satu direksi itu dengan nada takut. “ APA? Kalian juga tau kan kalau direktur sedang ada di Paris sekarang? Bagaimana mungkin kalian bisa menghubungi direktur tapi tidak menghubungi ku?” bentak Jodha kepada direksi yang membantah itu. “ bukan Pak Direktur bu. Tapi ibu Anda ibu Direktur” sanggah direksi itu dengan pandangan menunduk.
Jodha hanya terdiam dan langsung pergi menuju kantor Ruqaiyah. Tanpa mengetuk pintuk Jodha langsung melempar berkas penjualan aset perkebunan dan rumah itu ke meja. Ruqaiyah dengan sangat terkejut membentak Jodha “ APA YANG KAU LAKUKAN?” Jodha hanya tersenyum sinis “ seharusnya aku yang tanya, apa yang kau lakukan? KENAPA KAU JUAL ASET IBU KU?” Jodha lepas kontrol amarahnya sudah tidak bisa dia kuasai lagi. “ Kau salah nona Jodha di situ bukan di tulis nama mendiang ibumu sebagai pemilik tapi aset tersebut diberikan untuk Istri Mr. Bharmal. Jadi aku juga bisa memiliki hak atas aset itu” Ruqaiyah membeberkan kalau aset itu sudah menjadi miliknya dan dia mempunyai hak untuk menjualnya. “ Siapa orang yang membeli itu?” Jodha dengan mata berkaca – kaca mencoba bertanya kepada Ibu tiri nya itu. “ CEO AKBAR COMPANY” ucap Ruqaiyah dengan senyum liciknya. Mendengar nama itu darah Jodha bahkan lebih mendidih sekarang. Dua orang yang paling brengsek sekarang menggerombolinya. Jodha mengepalkan tangannya lalu pergi meninggalkan Ruqaiyah begitu saja. “ Aku tidak tau kalau ayah hanya ingin membuang ibu untuk kesekian kalinya. APA SALAH DIA sampai ayah membuangnya berulang kali?” Jodha dengan menangis terisak berbicara kepada ayahnya melalui telepon.
“ Maafkan ayah nak, bukan itu yang ayah ingin lakukan” Mr Bharmal menyesal akan kehidupan keluarganya yang hancur akibat dari kesalahannya sendiri. “ Aku tidak akan pernah memaafkan ayah. TIDAK AKAN PERNAH” Jodha menutup telepon itu dengan nada yang sangat frustasi. Air matanya kembali jatuh dan terisak.Tidak ada cinta yang dia rasakan untuk saat ini. Dia berubah menjadi gadis yang tanpa hati setelah mengetahui semua kelicikan yang terjadi hari ini. “ JALALUDIN jadi ini rencana mu membalas dendam kepada ku” batin Jodha yang menganggap kalau semua ini adalah rencana Jalal. First Kiss bag 6 by Sally Diandra.