First Kiss bag 8 by Tata Bunda Qirania. Jalal membaringkan tubuhnya di tempat tidur yang sangat besar itu. Matanya tengah asyik menonton siaran bola kesukaannya. Jalal menoleh ketika mendengar suara pintu yang terbuka, Jodha selesai mandi kini rambutnya tergerai basah dan hanya menggunakan kimono handuk. Jodha berjalan menuju almari dan mendapati kalau lemari itu kosong. Oh Tidak, Barang-barang dan pakaian Jodha masih belum diantar. Jodha berniat untuk menelpon Miss Phojaa tapi ponselnya juga tertinggal di rumahnya. Jalal mengamati Jodha yang mondar – mandir di depan lemari pakaian.
“ Kau sedang apa? Tanya Jalal membuat Jodha tersentak kaget.
“ ehmm apa tidak ada pakaian tidur lagi disini? Barang-barang ku belum diantar” gerutu Jodha kepada Jalal. Jalal berjalan mendekati Jodha dengan tatapan mata yang menggoda. Jodha menjadi takut dan gelagapan.
“ Kau mau apa? JANGAN MENDEKAT!” Jodha berteriak tertahan tapi Jalal masih saja terus berjalan kearah Jodha sampai akhirnya punggung Jodha menabrak suatu pintu. Jodha menutup mata dan mendekap badannya agar tidak bersentuhan dengan tubuh Jalal yang hanya berjarak 2 cm darinya. Jalal menundukkan wajahnya tepat di depan wajah Jodha. Dia melihat mata Jodha tertutup rapat. Jalal menjulurkan tangannya dan membuka pintu itu.
“ Ini lemari pakaian ku. Kamu bisa pilih mana yang cocok kamu pakai” ucapan Jalal membuat Jodha membuka mata terkejut dan melihat di belakangnya. Benar sekali ruangan itu penuh dengan jas, kemeja,jam tangan, sepatu semua berjejer dengan rapi. Jodha menatap Jalal dengan sebal. Jalal hanya tersenyum jahil melihat tingkah Jodha yang ketakutan.
“ Tenang saja nona Jodha aku tidak akan menyentuhmu, kau bukan tipe ku” ucap Jalal sambil berlalu dari Jodha. Jodha dengan sebal langsung masuk ke ruang ganti itu.
Dikamarnya Ruqaiyah sedang menelpon seseorang yang entah itu siapa. Dia berbicara tentang surat wasiat dari mendiang ibu Jodha yang menjadi kunci untuk menjatuhkan JSTC. Ruqaiyah walaupun dia sudah menikah dengan Mr. Bharmal tapi dia tidak pernah melayani Mr. Bharmal dalam hubungan suami istri itu karena Mr. Bharmal menganggap Ruqaiyah sebagai anak angkatnya bukan istrinya. Perjanjian antara Mr. Bharmal dan ayah Ruqaiyah hanya sebatas bisnis.
Matahari pagi mulai muncul menyinari wajah Jalal yang tertidur lelap. Jalal membuka mata dan menemukan Jodha sudah tidak ada di Sofa . Yah karena perdebatan sengit semalam Jodha harus tidur di sofa karena Jalal benar-benar tidak mau berbagi tempat tidurnya.
Jodha baru saja tiba di rumah setelah mengambil barang – barangnya. Dia menaiki tangga dengan menyeret koper besarnya. Jalal tersentak kaget ketika Jodha tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu.
“ HEI. Ketuk pintu dulu sebelum masuk” Protes Jalal kepada Jodha.
“ Bukankah ini kamar ku juga? Kenapa aku harus mengetuk pintu. Itu akan terlihat aneh tuan Jalal.” Ucap Jodha yang hanya membuat Jalal melongo tak percaya dengan ucapan itu. Jodha berbalik menuju pintu dan mau pergi.
“ Kau mau pergi kemana?” tanya Jalal kepada Jodha yang sudah terlihat rapi tapi bukan dengan kerapian untuk kekantor melainkan hanya pakaian jeans dan kaos serta tas selempangnya.
“ Aku ada jam kuliah, jadi aku harus pergi aku akan ke kantor mu setelah makan siang” jawab Jodha dan langsung pergi tapi Jalal kembali memanggilnya. Dan membuat Jodha berhenti lalu menoleh ke arah Jalal.
“ siapkan aku sarapan” perintah Jalal yang membuat Jodha sangat sebal
“ Bukannya ada Mrs Khan. Dia sudah menyiapkannya buat mu. Aku pergi aku sudah sangat terlambat” Jodha dengan berlari meninggalkan Jalal yang terus meneriaki nya.
Jodha melajukan mobilnya kencang menuju pekarangan kampus yang sangat ternama itu. Semua mata menatap Jodha banyak diantara mereka yang berbisik – bisik membicarakan pernikahan Jodha.
Moti bai sahabat baik Jodha sangat terkejut dengan kedatangan Jodha. Dia langsung berlari menghampiri Jodha.
“ Jodha aku tidak menyangka kalau kau akan kuliah lagi. Apa suami mu mengijinkan mu?” tanya moti bersemangat.
“ kalau dia tidak mengijinkan ku ya pasti aku tidak akan datang kesini” jawab Jodha sambil memejamkan matanya sebal mendengar pertanyaan Moti yang menurutnya tidak penting.
“ tolong jangan bicarakan dia dan temani aku sarapan sekarang” Jodha langsung menggandeng moti ke kantin.
Moti dan Jodha tengah duduk menikmati makanan mereka. Jodha berdiri berniat untuk membeli minuman tapi langkahnya tersandung kaki meja dan hampir jatuh tersungkur. Untung sebuah tangan menyangganya.
“ Apa anda tidak apa-apa” ucap pemuda itu yang membuat Jodha mengangkat pandangannya dari bawah menuju ke pemuda itu. Pemuda itu terkejut dan juga tersenyum melihat Jodha “ oh ternyata anda lagi, apa anda selalu terjatuh ?” tanya pemuda itu membuat Jodha heran.
“ Maksud anda? Apa anda mengenal saya?” tanya Jodha kepada pemuda itu dengan wajah bingung.
Pemuda itu tersenyum “ benar, saya yang waktu itu menolong anda saat terjatuh di depan toko baju” ucap pemuda itu mencoba mengingatkan Jodha.
“ oooh yang waktu itu. Wah waktu itu saya tidak sempat berterima kasih. Terima kasih ya sudah menolong untuk yang kedua kalinya. Nama kamu siapa dan kelas apa?” Jodha tersenyum sambil menjulurkan tangan. Pemuda itu membalas jabatan tangan Jodha.
“ Tidak apa – apa. Lain kali hati – hati, saya Mirza kelas kedokteran” jawab pemuda itu yang tak lain bernama Mirza.
“ hai Mirza saya Jodha. Sekali lagi terima kasih” Jodha melepaskan jabat tangan itu dan langsung pergi meninggalkan pemuda itu.
Jalal tengah sibuk rapat dan mendatangani dokument. Tiba-tiba terdengar suara ketukan “ Masuk “ itu perintah Jalal. Pintu kantor jalal terbuka dan seseorang masuk ke ruangan itu seraya menutup kembali pintu itu.
“ Kenapa kau masih kerja Jalal? Bukankah kau harusnya pergi berbulan madu sekarang?” pertanyaan itu membuat Jalal mengalihkan perhatiannya dari dokumen itu. Nampak Jelas dihadapannya sesosok wanita yang dia cintai dulu.
“ apa yang kau lakukan di sini? Tidak ada rapat dengan JSTC sekarang hanya ada penandatangan kontrak dan itu akan di lakukan oleh istri ku sendiri” ucap Jalal dingin kepada Ruqaiyah.
“ kenapa kau lakukan ini Jalal?” tanya Ruqaiyah dengan mata berkaca – kaca.
“ Aku melakukan ini karena kau melakukannya. Apa kau merasa sakit? Apa kau merasa cemburu? Tanya kepada diri mu sendiri kenapa dengan semua ini?” ucap Jalal kepada Ruqaiyah dengan pandangan yang marah tapi masih ada rasa sayang di sana.
“ Tidak Jalal aku tidak akan pernah cemburu karena aku tau kau hanya memanfaatkan Jodha dan tidak mencintainya. Sama seperti ku yang hanya memanfaatkan ayah Jodha, seharusnya kau tau itu dan percaya padaku kalau aku akan kembali kepada mu” ucapan Ruqaiyah membuat Jalal goyah.
Jalal hanya menatap Ruqaiyah lalu pergi meninggalkan Ruqaiyah tapi Ruqaiyah masih tetap mengejar Jalal. Jalal yang menyadari kalau Ruqaiyah mengikutinya mengarahkan mobilnya menuju ke kampus Jodha. Jodha yang sedang asyik membaca buku dengan moti tiba – tiba di kagetkan dengan suara riuh dari para wanita.
“ Mereka itu sangat mengagetkan saja” gerutu Jodha dan kembali membaca bukunya.
“ Jo..Jodha aku rasa kali ini kau harus melihatnya” ujar moti. Jodha memandang Moti dan mengikuti arah pandang Moti. Jodha langsung berdiri ketika tau Jalal berjalan ke arahnya.
“ Apa yang dia lakukan di sini” Bisik Jodha kepada moti. Tapi Moti hanya menggelengkan kepalanya.
“ apa yang ka..” Kata-kata itu tertahan karena sesuatu tidak mengijinkannya untuk melanjutkan pertanyaan itu. Setelah sampai di depan Jodha tanpa aba – aba Jalal langsung mencium Jodha. Jodha ingin memberontak tapi dia tak kuasa. Jalal menciumnya sangat mendalam. Ciuman itu hanya beberapa detik saja Jalal berganti memeluk Jodha yang sedang kebingungan dan marah. Jodha juga ingin melepaskan diri tapi Jalal memeluknya makin erat. Jodha sangat malu saat ini. Dia menatap semua mahasiswa di sana, semua bahkan melongo tak percaya menatap Jodha dan tanpa sengaja Jodha menemukan sesosok yang sangat dia kenal. Ruqaiyah. Jodha sadar sekarang kenapa Jalal melakukan ini. Ternyata Ruqaiyah masih saja mengejar Jalal.
Jalal melepaskan pelukan itu. Dia membelai wajah Jodha dengan sangat lembut. Dan langsung menggandeng tangan Jodha membawa Jodha pergi dari sana. Ruqaiyah sangat marah ketika menatap itu. Dia tau sekarang kalau Jalal bukan hanya mempermainkan Jodha tetapi juga mempermainkan dirinya.
Jalal dan Jodha berada di mobil sekarang entah kemana tujuan mereka. Mereka dengan pemikirannya masing – masing.
“ Maaf tadi aku menciummu” Jalal meminta maaf kepada Jodha yang sedari tadi duduk di kursi sebelahnya dengan raut wajah yang sangat menakutkan.
“ Kau boleh saja buat Ruqaiyah cemburu tapi jangan sekali-kali kamu menyentuh ku, aku tidak akan memaafkanmu jika itu terulang lagi” ucap Jodha dengan nada kesal dan marah.
Jalal hanya tersenyum mendengarkan ocehan Jodha dia meminggirkan mobilnya sesaat dan berpaling menatap Jodha. Jodha yang merasa di perhatika juga menoleh kepada Jalal.
“ Apa?” Tanya Jodha dengan pandangan bingung melihat tingkah Jalal.
“ ehmm apa itu ciuman pertama mu?” tanya Jalal dengan wajah yang penasaran.
Jodha yang mendengar itu langsung memalingkan wajahnya. Jalal tertawa dengan hebat melihat reaksi Jodha.
“ Hahahaha nona besar seperti mu baru melakukan ciuman” Jalal masih saja menertawai Jodha.
“ Dengar ya Tuan Jalal, kau salah sangka itu bukan ciuman pertama ku. Bisa kau pikir kan aku hidup di Paris sudah sangat lama. Dan kau juga tau bagaimana anak muda disana” Jodha mencoba menyanggah tapi Jalal punya pendapat lain yang bisa mengalahkan Jodha.
“ oke baiklah itu bukan ciuman pertama mu tapi kenapa bibirmu bergetar tadi?” Jodha yang mendengar ejekan dari Jalal itu pun langsung membuka pintu dan turun dari mobi.
“ Kau memang pria brengsek!” itu adalah kalimat terakhir yang Jodha lontarkan kepada Jalal sebelum dia keluar dari mobil. Jalal hanya tertawa puas melihat tingkah Jodha.
“ Baiklah nona Jodha aku rasa jarak dari sini ke kantor tidak terlalu jauh. Sampai bertemu di ruang rapat ibu komisaris” Jalal langsung menancap gas dan meninggal Jodha di pinggir Jalal. Jodha tak henti – hentinya mengumbar sumpah serapah kepada Jalal sambil berjalan di pinggiran kota yang padat itu. First Kiss bag 9 by Tata Bunda Qirania.