Rendezvous bag 29 by Sally Diandra. Setelah selesai menelfon ibunya tiba tiba saja ponsel Jalal kembali berdering, kali ini dari nomer yang tidak Jalal kenal, awalnya Jalal ragu mengangkatnya namun karena penasaran akhirnya diangkatnya juga “Ya hallo ....”
“Selamat pagi, apakah saat ini saya berbicara dengan tuan Jalalludin Muhammad Akbar ? Kami dari kepolisian !” Jalal sudah menduga bahwa pihak kepolisian pasti akan segera menghubunginya berkenaan dengan insiden semalam
“Ya, saya sendiri, ada apa pak ?” Jalal berusaha bicara setenang mungkin
“Anda kami minta untuk datang ke kantor kepolisian siang ini juga jam 1 siang bersama nona Harka Jodha Bai, bukankah dia teman anda ?”
“Memangnya ada apa, pak ? Kenapa kami dipanggil ke kantor kepolisian ?” Jalal berusaha tetap menjaga nada suaranya agar tidak terdengar tegang
“Kami ingin menanyakan soal insiden semalam di diskotik Cassanova, anda dan nona Harka Jodha Bai ada disana bukan ?”
“Benar juga dugaanku, ini pasti soal semalam” bathin Jalal dalam hati “Ya, kami memang ada disana semalam, pak”
“Bagus ! Kalau begitu kami tunggu kehadiran anda siang nanti, selamat pagi !” tiba tiba terdengar suara telfon terputus
“Aaaarrrgggghhhh .... damn !” Jalal kesal pada dirinya sendiri sambil mengacak acak rambutnya yang gondrong dengan kedua tangannya, tiba tiba ponselnya berdering kembali, sekilas Jalal melirik ke ponselnya, tertera nama Moti sahabat Jodha yang menelfon, Jalal segera menyambar ponselnya “Ya Moti, ada apa ?”
“Oh thanks God ! Jalal apa Jodha ada bersamamu ? Dari tadi aku coba nelfon ke ponselnya tapi ponselnya mati, aku nelfon kerumahnya kata ibunya semalam Jodha nggak pulang, katanya mungkin menginap dirumah temannya, apa kamu tahu ?” Jalal bisa mendengar dengan jelas suara Moti terdengar panik di ujung sana
“Iyaa iyaa, Jodha ada bersamaku, dia masih tidur” Jalal segera beranjak dari tempat duduknya kemudian melangkah menuju ke kamar Jodha dilantai atas “Oh thanks God, kalau dia ada bersamamu, apakah kamu sudah membaca beritanya dikoran ? Kamu tahu kejadiannya semalam kan ? Beritanya ada disemua media dan parahnya lagi ada yang mengunggahnya ke Youtube !” sesaat Jalal terpana mendengar kata kata Moti
“Serius ?” suara Jalal terdengar panik kali ini “Iya Jalal, aku sendiri kaget, aku baru tau tadi dari salah seorang temanku yang mengabarkan kalau ada tayangan tentang Jodha di Youtube, lalu Todar Mal suamiku juga baru saja membaca beritanya dikoran, ada apa sih dengan Jodha, aku bisa ngomong sama Jodha ?” saat itu Jalal sudah mulai memasuki kamar Jodha, dilihatnya Jodha sedang menggeleng gelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri
“Ini aku sudah ada didepannya, dia baru bangun, nanti aku telfon kamu lagi” Jalal segera memencet tombol off pada ponselnya dan berjalan mendekati Jodha yang mulai terduduk ditempat tidur sambil bersandar
“Ooooh kepalaku pusing, aku dimana ini ?” Jodha memijat mijat dahinya yang pening, bau alkohol masih menyengat dari mulutnya, baju pestanya semalam juga masih menempel ditubuhnya yang sintal membuat Jodha tersadar, dirinya belum pulang dari semalam “Selamat pagi, sayang” suara Jalal yang serak semakin menyadarkannya kalau semalam pasti terjadi sesuatu pada dirinya, Jalal segera duduk disisi tempat tidur, menghadap ke Jodha kemudian menuangkan air putih yang ada disamping tempat tidur dan memberikan gelas berisi air putih itu ke Jodha
“Jalal .... ?” Jodha kaget “Kenapa aku bisa disini ? Semalam kan ...” Jodha semakin tidak mengerti dengan keadaan dirinya
“Minum dulu, biar kamu agak enakan” Jodha mengambil gelas tersebut dan meminumnya hingga habis “Apa yang kamu ingat semalam ?” ujar Jalal sambil membelai rambut Jodha dengan lembut
“Yang aku ingat ....” Jodha mencoba mengingat ingat kejadian semalam dipesta ulang tahun Kareena “Semalam Salima pulang duluan karena Rahim badannya panas, lalu .... aku gabung sama temen temen yang lain, kemudian aku mencoba minum wine, tadinya aku nggak mau tapi temen temen maksa dan mereka kelihatan oke oke aja sambil minum wine itu“ Jodha terus berusaha mengingat apa yang terjadi pada dirinya semalam
“Lalu ... setelah minum wine, apalagi yang kamu ingat ?” Jalal mencoba membantu Jodha agar mengingat kejadian semalam “Apakah kamu ingat saat itu kamu ngedance ?” mata Jodha yang bulat segera terbelalak menatap Jalal namun tiba tiba pusing itu menyerang kembali dikepalanya
“Aduuuh kepalaku pusing, mana dompetku, biasanya ada obat sakit kepala disana, tolong ambilkan” ujar Jodha sambil memijat mijat dahinya yang pening “Maaf sekali aku lupa membawa dompetmu, Jo ... semalam aku hanya membawa kamu keluar dari tempat itu, dompetmu tertinggal disana” Jodha langsung menepuk dahinya dan menghempaskan kepalanya kebantal menyadari ketololannya sendiri dan menutupi wajahnya dengan bantal, Jalal hanya tersenyum melihatnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Jodha yang tertutup bantal
“Ada apa kamu ini ? Kenapa kamu tutupi mukamu ? Ayooo banguuuun ...” Jalal berusaha membuka bantal tersebut namun Jodha menolak tapi akhirnya Jalal bisa membuka bantal yang menutupi wajah Jodha, mata mereka berdua saling menatap sangat dekat, Jodha merasa malu lalu memalingkan wajahnya dan melorot masuk kedalam selimut menutupi seluruh tubuhnya hingga kepalanya ada disebrang ditempat tidur, Jalal tidak kehabisan akal, dipelukknya tubuh Jodha yang terbungkus selimut kemudian didudukannya kembali Jodha ditempat tidur, rambut panjangnya yang hitam menyembul diatas selimut, Jalal segera membuka hingga terlihat wajah Jodha sebagian
“Kamu kenapa ?” Jodha hanya menggeleng gelengkan kepalanya “Kamu ingat semuanya ? Kamu ingat kamu ngedance bareng temen temenmu semalam ? Kamu ingat kalau kamu mabuk ?” mata Jodha yang terlihat sebagian diantara rambutnya yang menjuntai menutupinya semakin membulat tidak percaya “Aku mabuk ? Aku pasti melakukan hal yang memalukan ya ? Aku ingat aku memang ngedance tapi aku hanya ingat sebagian, antara iya dan tidak” Jalal menganggukkan kepalanya sambil tertawa nakal melihat tingkah Jodha “Jalal, katakan padaku, apa yang aku lakukan semalam ?” Jalal hanya tersenyum sambil membuka selimut yang membungkus tubuh Jodha
“Lebih baik kamu mandi dulu, supaya badanmu segar, jangan lupa sikat gigimu sampai bersih, bau alkoholmu kuat banget !” Jalal tersenyum nakal begitu dilihatnya wajah Jodha menunjukkan mimik wajahnya yang jelek
“Jalal, please ... semalam apa yang aku lakukan ? Kamu jangan ketawa ketawa seperti itu, ayooo cerita ... Jalal” Jalal terus tertawa nakal sambil memperhatikan Jodha yang memasang muka cemberut
“Sudah, kamu mandi dulu, setelah kamu mandi, nanti aku ceritakan semuanya, oke” Jodha akhirnya menuruti permintaan Jalal dan segera beranjak turun dari tempat tidur “Aku pinjam jaquzzi dikamarmu yaaa” ujar Jodha ketika sampe dipintu kamar
“Pake aja, tapi jangan lama lama berendamnya, abis ini kita harus pergi ke suatu tempat !” dahi Jodha langsung mengerut ketengah
“Kemana ?” Jodha penasaran dengan ucapan Jalal, Jalal langsung melempar bantal kearah Jodha “Mandi dulu ! Baru aku kasih tahu !” Jodha segera ngeloyor pergi dan masuk ke kamar Jalal dan mulai berendam air hangat disana.
Sementara itu Jalal kembali turun kedapur dan mulai menyibukkan dirinya membuat sarapan nasi goreng untuk mereka berdua, lagi asyik asyiknya masak tiba tiba kembali ponsel Jalal berdering, diliriknya ada nama Moti kembali diponselnya “Oooh sorry, Mo ... aku tadi belum sempat ngomong ke Jodha kalau kamu menelfonnya” ujar Jalal sambil terus asyik memasak
“Nggak papa, terus sekarang aku bisa bicara dengannya ?” suara Moti mulai terdengar diujung sana
“Sekarang orangnya lagi mandi tapi mungkin sudah selesai, sebentar aku lihat dulu, jangan dimatikan ponselnya ya” Jalal segera mematikan kompornya dan berlari menuju kamarnya sendiri, begitu sampai dipintu kamar mandi, diketuknya pintu tersebut “Jo ! Kamu sudah selesai ?” tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi, Jalal kembali mengetuk pintu kamar mandi agak keras “Jo ! Kamu masih ada didalam kan ?” kembali hening tidak terdengar suara apapun didalam kamar mandi, Jalal mencoba mengecek handle pintu ternyata tidak terkunci, Jalal melongok kedalam kamar mandi tidak ada siapa siapa disana, sepi ...
Jalal masuk kedalam kamar mandi, didalam jaquzzi cuma terlihat buih buih busa berwarna putih yang menutupinya “Jodha !” Jalal langsung berteriak lantang memanggil Jodha tak lama kemudian Jodha yang kaget mendengar teriakan Jalal segera menyembul dari balik busa busa putih didalam jaquzzi dengan rambutnya yang basah
“Jalal ! Kenapa kamu masuk ke sini !” Jodha membentak Jalal dengan suaranya yang lantang, Jalal tertawa nakal melihat Jodha didalam jaquzzi dengan buih busa diatas kepalanya
“Dari tadi aku panggil panggil kamu, tapi kamu nggak jawab ! Lagian siapa suruh pintunya nggak dikunci, ya sudah aku masuk aja !” Jodha masih memasang muka cemberut sambil mencipratkan air kearah Jalal
“Sudah sana pergi !” Jalal tertawa sambil menutupi wajahnya yang terkena cipratan air dari Jodha
“Heeeii sudah sudah, aku cuma mau bilang kalau Moti nyari kamu, nih !” Jodha segera menyambar ponsel yang diacungkan Jalal kearahnya “Tunggu apa lagi ? Ayoo keluar !” Jalal memandang Jodha dengan senyuman nakalnya dan segera keluar dari kamar mandi kemudian turun kembali ke dapur untuk menyelesaikan masakannya, setelah selesai memasak, dilihatnya Jodha belum turun juga dari lantai atas, sambil menunggu Jodha selesai mandi, Jalal mengambil ipadnya lalu dibukanya aplikasi Youtube, Jalal ingin tahu video seperti apa yang diunggah oleh seseorang tentang tarian Jodha dan teman temannya semalam, video yang berdurasi kurang lebih 20 menit itu cukup membuat Jalal terbelalak, Jalal tidak menyangka kalau Jodha bisa seliar itu dibawah pengaruh alkohol
“Kamu nonton videoku ya ?” tanpa Jalal sadari Jodha sudah berdirinya didepannya dengan baju pestanya semalam dan rambutnya yang terbungkus handuk diatas kepalanya “Kok pake baju itu lagi ?” Jalal merasa jengah melihat Jodha mengenakan baju pestanya semalam
“Aku kan nggak bawa baju, masa aku pake baju kamu, sudah ... mana sini aku juga mau lihat, aku juga pengin nonton” Jodha segera menghempaskan pantatnya dikursi sebelah Jalal dan menarik ipad Jalal agar mendekat kearahnya, sementara Jalal beranjak dari tempat duduknya dan segera mengambilkan sarapan untuk mereka berdua lalu menaruhnya diatas meja makan “Niii makan dulu ... aku sudah masakin nasi goreng spesial pake telor buat kamu, ayoo makan ! Mumpung masih hangat“ Jodha hanya meliriknya sekilas dan berkata “Makasih ...” kemudian asyik menonton videonya kembali, Jalal hanya geleng geleng kepala melihatnya
“Kamu pasti sudah tau semuanya kan ? Moti sudah cerita semuanya, katanya semua media mengabarkan beritaku bahkan kabarnya ada yang mati ditusuk ? Kamu tahu kenapa ?” Jalal hanya mengangkat kedua bahunya sambil menikmati sarapan “Yang aku tahu, aku ditelfon Sujamal agar segera datang ke diskotik itu, dia bilang kamu lagi ngedance disana, diatas meja bar ! kamu sudah lihat kan ?” Jodha memasang muka menyesal ketika Jalal menceritakan peristiwa semalam
“Kamu nggak ingat semua gerakan gerakanmu itu semalam ? Yang bikin semua laki laki yang ada disana terperangah tidak karuan” Jodha menggelengkan kepalanya dengan perasaan menyesal, tak terasa airmatanya berlinang membasahi pipi, Jalal menatapnya iba dan segera menghentikan makannya kemudian memeluk Jodha mesra, Jodha merebahkan kepalanya dibahu Jalal sambil nangis sesenggukkan
“Sudah, tidak ada yang perlu disesali, nasi sudah jadi bubur” Jalal mencoba menenangkan Jodha “Aku minta maaf, aku bener bener nggak tahu kalau aku seperti itu, aku nggak sadar, itu bukan aku, Jalal ... aku nggak pernah minum wine tapi malam itu aku minum banyak sekali, aku bener bener nggak bisa mengontrol diriku” Jodha merepet dengan tangisannya dalam pelukkan Jalal, Jalal hanya mengelus elus lengan Jodha
“Sudahlah, nggak ada yang perlu kamu tangisi, sekarang kamu harus bisa menghadapi kenyataan yang ada selanjutnya, siang ini kita kantor polisi” Jodha segera mengangkat kepalanya dari pelukkan Jalal
“Maksudmu ?” Jodha benar benar bingung tapi kemudian dirinya teringat bahwa semalam ada korban jiwa gara gara perkelahian yang terjadi semalam di diskotik Cassanova
“Kita berdua dimintai keterangan tentang peristiwa semalam, jadi aku minta nanti lebih baik kamu ganti bajumu ini dan tidak pakai baju ini lagi” Jodha menyeka airmatanya dan menganggukkan kepalanya
“Jadi kita pulang kerumahku dulu kalau begitu” Jalal menggelengkan kepalanya “Ngapain ? Kelamaan dijalan, sayang ... kita mampir ke mal saja nanti, lalu kita beli baju disana baru ke kantor polisi gimana ?” Jodha menyetujui rencana Jalal, tak lama kemudian setelah selesai sarapan pagi, mereka berdua langsung meluncur dengan mobil Jalal menuju kesebuah mal ternama, disana Jodha membeli celana jeans model pensil dan kemeja jeans denim dengan warna yang sama biru muda, sementara rambutnya yang hitam panjang dibuat kepang udang dari atas kepala.
Sekitar jam satu siang kurang sepuluh menit Jalal dan Jodha sudah memasuki pelataran parkir kantor polisi, selama kurang lebih 2 hingga 3 jam polisi menginterogasi mereka berdua tentang insiden semalam
“Nona Jodha, apakah anda kenal dengan tas ini ?” tiba tiba saja salah satu polisi yang menginterogasi mereka berdua menunjukkan sebuah tas ransel berwarna hitam yang sangat Jodha kenal yaitu adalah tas Kevin, teman fotografernya
“Iiiyaaa ... saya kenal dengan tas itu, itu tas Kevin kan ? Dimana dia, pak ?” polisi mengeluarkan sebuah dompet dari dalam tas Kevin dan menyerahkannya ke Jodha
“Ini dompet anda nona Jodha ?” Jodha terperanjat melihat dompetnya kemudian mengangguk membenarkan penemuan polisi tersebut
“Untung saja Kevin sempat menyelamatkan dompet anda sebelum dia tewas ditikam seseorang” Jodha dan Jalal langsung terperangah mendengar ucapan polisi tersebut
“Jadi ... maksud anda, Kevin adalah korban yang mati semalam ?” Jalal mencoba mencari kebenaran tentang kematian Kevin, sementara Jodha menutupi mulutnya seakan akan tidak percaya
“Anda benar tuan Jalal, Kevin seorang fotografer asal Perancis tewas tertikam semalam setelah terjadi huru hara didiskotik Cassanova dan kami lihat motifnya bukan perampokan atau pencopetan karena Kevin meninggal sambil memeluk tasnya ini, jadi kami yakin ... dari penyelidikan kami sementara, Kevin memang sengaja dibunuh oleh seseorang” Jalal dan Jodha saling memandang satu sama lain. Rendezvous bag 30 by Sally Diandra