First Kiss bag 12 by Tatah Bunda Qirania. Waktu masih menunjukkan pukul 06:00 pagi tapi Jodha sudah menginjakkan kakinya di JSTC. Dia sengaja memilih waktu itu agar tidak ada yang tau kalau dia bertemu dengan Miss Phoja.
Jodha memasuki Ruangannya dan langsung disambut Salam oleh Miss Phoja. Jodha menganggukkan kepala dan menyuruhnya duduk.
" Apa yang kau temukan ?" Tanya Jodha
Miss Phoja menyerahkan sebuah dokumen kepada Jodha. Dan Jodha langsung melihat dokumen itu.
" Itu adalah daftar para karyawan yang bekerja di proyek tersebut. Ada kejanggalan di sana di daftar tersebut ada 105 pekerja tapi kami menangkap sesorang yang tidak ada pada daftar karyawan tersebut di rekaman CCTV dan ini gambar orang itu." Miss Phoja memberikan sebuah Amplob ke Jodha. Jodha melihat foto itu tapi dia tidak mengenal orang itu. Jodha kembali menaruh foto itu kedalam amplob dan memasukkan ke tasnya.
Jodha berdiri namun tiba-tiba tubuhnya oleng dan ambruk. Miss Phoja dengan sigap langsung membopong dan membawanya ke Rumah Sakit.
Jalal yang masih berada di rumah sangat syock mendengar Jodha di Rumah Sakit, begitu juga dengan Ami ja'an. Mereka langsung menuju ke sana. Jalal dan Ami Ja'an memasuki ruang perawatan Jodha. Terlihat Jodha sedang tidur di sana. Miss Phoja yang masih setia menunggu Jodha memberikan Salam kepada mereka.
" Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya Jalal kepada Miss Phooja. Miss Phooja pun menceritakan semua yang terjadi.
" Dokter menyampaikan ingin bertemu dengan Anda, tuan " ujar Miss Phooja di akhir penjelasannya. Jalal mengangguk dan langsung pergi dari sana menuju ke Ruangan Dokter
Jalal dan Dokter Ahli Saraf saat ini tengah duduk di satu meja.
" Apa Istri saya baik-baik saja dok" tanya Jalal.
" Tidak " jawab sang Dokter itu. " Istri anda mencapai tingkat Stress yang sangat mengkhawatirkan.. Ketika dia Stress dia bisa tidak makan sesuatu atau bisa juga dia tidak merasakan lapar dan mengakibatkan salah satu saraf menekan aliran darah di otak itu sebabnya dia akan jadi sering pingsan.. Jika ini dibiarkan lama-lama dia akan bisa terkena Alzhaimer." Ujar sang dokter. Jalal yang mendengar itupun tercengang bagaimana bisa Jodha sangat stress seperti itu? Jalal berpamitan kepada dokter.
Jalal berjalan kembali ke kamar perawatan Jodha. Di sana sudah sampai Sukannya. Sukannya melihat Jalal berjalan dengan tertunduk. Sukannya menyuruh Jalal duduk, Jalal pun menurutinya.
“ Apa kata dokter?” tanya Sukannya.
“ Dia terlalu stress” Jawab Jalal lemah.
“ Kau tahu aku belum pernah melihat Jodha seperti ini, kehidupannya sangat menyenangkan di Paris, walaupun dia hidup sendiri, tapi di sini dia di tuntut harus profesional dalam segala hal, dalam bisnisnya, dalam keluarganya bahkan juga dalam pernikahan kontrak kalian. Dengar aku tahu Kalian menikah hanya untuk tujuan masing-masing. Tapi hargailah satu sama lain. Kalau kalian tidak bisa menjadi suami istri coba jadikan hubungan kalian menjadi hubungan persahabatan. Jodha kehilangan orang yang dia percaya bahkan dia juga merasa sendiri sekarang ini. Tolong aku hanya meminta jagalah dia” Ujar Sukannya
Jalal menganggukan kepalanya. “ aku tahu aku akan mencoba lebih baik”
“ Jodha” seru Ami Ja’an yang melihat Jodha sudah tersadar. Seketika itu juga Jalal mendeket ke arahnya.
Jodha melihat sekeliling masih terasa pening di kepalanya. Dia memijit-mijit kepalanya
“ Apa kau baik-baik saja?” tanya Ami Ja’an, Jodha hanya menganggukan kepala.
“ Dokter sudah mengijinkanmu pulang ketika kamu sudah sadar, sekarang kau pulang lah dengan Ami Ja’an aku harus mengurus administrasi dulu” Ujar Jalal.
Jodha kemudian turun dan perpindah ke kursi roda. Ami Ja’an mendorong Jodha sedangkan Miss Phoja membawa perlengkapan Jodha.
Sesampai Di Rumah Jodha di suruh berbaring dan beristirahat oleh Ami Ja’an Jodha pun menurut. Tak berapa lama Jalal masuk dan mereka terlihat berpandangan satu sama lain.
“ Apa?” tanya Jodha dengan pandangan sinis
“ Kau mulai hari ini tidak boleh ambil kegiatan untuk perusahaan, kau dirumah saja istirahat biar aku yang urus semua” Ujar Jalal yang sudah ngelonyor pergi setelah mengucapkan itu seakan mengisyaratkan kalau itu adalah perintah dan tidak boleh dilanggar. Jodha dengan bibir manyun mencoba untuk menerima perintah itu.
“ Apa yang akan aku lakukan di rumah?” oceh Jodha.
Ruqaiyah memarkirkan mobilnya di bagasi rumah. Tampak terlihat Mr. Bharmal keluar dari rumah. Ruqaiyah menghampiri Mr. Bharmal yang baru saja menaiki mobil.
“ Anda mau kemana?” tanya Ruqaiyah
“ Aku akan kerumahnya Jodha dia sedang sakit. Apa kau mau menemani?” tanya Mr. Bharmal
“ Tentu saja” Ruqaiyah lantas memasuki Mobil dan pergi menjenguk Jodha bersama dengan Mr. Bharmal.
Perjalanan 1,5 jam ditempuh Mr. Bharmal akhirnya terlampaui juga. Mr. Bharmal tiba di rumah Jalal dan Jodha. Mereka di sambut dengan hangat oleh Ami Ja’an
“ Salam nyonya besar” Sapa Mr. Bharmal dan Ruqaiyah.
Ami Ja’an terkejut melihat Ruqaiyah bergandengan dengan Mr. Bharmal. Ami Ja’an belum tau jika yang dinikahi Ruqaiyah adalah ayah Jodha.
“ Ami Ja’an menyuruh mereka masuk dan duduk tapi Ruqaiyah meminta ijin ke kamar Jodha untuk melihat kondisinya. Ami Ja’an setuju, akhirnya Ruqaiyah pun menuju kekamar Jodha.
Ruqaiyah mengetuk pintu kamar Jodha dan terdengar suara Jodha yang mengijinkan masuk
“ Hai anak tiri ku. Apa kamu baik-baik saja?” Ruqaiyah berniat menyentuh dahi Jodha tapi dengan cepat Jodha menepis tangan Ruqaiyah.
“ Jangan pernah menyentuhku” Ujar Jodha seraya melepaskan genggaman tanggannya dari tangan Ruqaiyah.
Tak berapa lama Jalal masuk. Dia terkejut melihat Ruqaiyah di sana tapi dengan sigap Jalal memanfaatkan kesempatan itu. Dia mengambil bubur di meja dan duduk di pinggir Jodha.
“ Sayang, kenapa kamu tidak makan? Kamu harus kuat ingat calon bayi kita” Ujar Jalal sembari tangannya menyuapkan sesendok bubur ke mulut Jodha. Jodha hanya mendelik ke arah Jalal.
Ruqaiyah sempat risih melihat kemesraan mereka tapi dia berusaha bersikap tenang.
“ kau sedang hamil Jodha? Dengan pernikahan kalian yang baru 2 bulan cukup mengejutkan buatku” Ujar Ruqaiyah dengan senyum sinisnya.
“ aku rasa urusan pribadiku tidak perlu untuk kamu ketahui, tolong aku ingin istirahat” Ucap Jodha seakan menyuruh Ruqaiyah untuk keluar dari sana.
Ruqaiyah menurut dia pun turun dan menyampaikan kepada Mr. Bharmal kalau Jodha masih lemah dan tidur. Mr. Bharmal sangat kecewa karena tidak bisa melihat Jodha mereka pun memutuskan untuk pulang.
Jalal melihat Jodha yang sudah terlelap tidur. Dia berjalan ke meja kerja nya untuk menyelesaikan pekerjaannya tapi dia sedikit tergelitik melihat isi tas Jodha. Jalal memutuskan untuk mengambil amplob itu. Dan ketika dia membukanya dia terbelalak.
“ ADAM?” geram Jalal
Jalal mengetahui bahwa yang berada di dalam foto itu adalah adik Ruqaiyah. Jalal mengepalkan tangannya.
“ Jadi ini semua akal-akalan dan rencana busukmu Ruq? Kau mulai memnunjukkan gigi mu. Baik kita mulai” Jalal mencengkeram foto itu dan memasukkan kembali ke amplob.
Pagi itu Jodha sudah sangat sibuk. Dia sudah berpakaian rapi dan ikut membantu Ami Ja’an menyiapkan sarapan. Berulang kali Ami Ja’an menyuruh Jodha untuk berhenti dan duduk. Tapi Jodha sangat keras kepala.
“ Kenapa kau tidak istirahat saja?” Tanya Jalal yang sudah turun dan berpakaian rapi.
“ Aku akan ke kantor hari ini” Jawab Jodha enteng.
“ Aku sudah bilang kalau semua serahkan padaku , kau urus rumah saja”
Jodha kembali cemberut, Ami Ja’an yang melihat itupun akhirnya membujuk Jodha untuk menuruti Jalal.
“ Baiklah tapi aku harus berangkat kuliah hari ini. Aku ketinggalan banyak sekali pelajaran” Pinta Jodha kepada Jalal.
Jalal menatap Jodha dan menghembuskan nafasnya “ Baiklah. Aku akan mengantarmu ke kampus”
Jodha pun senang dia masih di beri kesempatan untuk ke kampus. Setelah mengantarkan Jodha ke kampus Jalal memutarkan mobilnya ke JSTC. Jalal langsung menuju ke ruang direktur dan tepat saja Ruqaiyah di buat kaget dengan hentakan meja.
“ APA YANG KAMU LAKUKAN?” Bentak Ruqaiyah
“ Kau. Kau yang menyuruh Adam melakukan ini semua kan? Dia yang menghancurkan proyek ku dan asal kamu tahu dia sudah berada di tangan ku” Ucap Jalal di hadapan Ruqaiyah.
“ Kita akhiri ini semua Jalal, kita akhiri ini semua dengan pergi bersama” Ucap Ruqaiyah dengan air mata yang berderai.
“ hehe” Jalal terkekeh mendengar ucapan itu “ Kita pergi bersama? TERLAMBAT kau sekarang adalah ibu ku dan apa kau pikir aku akan terpancing dengan kebusukan mu Ibu?”
“ Jangan panggil aku ibu Jalal, aku tahu kau masih mencintaiku, aku tahu itu Jalal” Ruqaiyah mendekat dan memberikan sebuah ciuman kepada Jalal. Seraya mengambil foto ciuman tersebut.
“ CUKUP” Jalal menghempaskan tubuh Ruqaiyah yang menciumnya.
Ruqaiyah tertawa “ hahaha kau tahu Jalal apa yang akan terjadi jika foto ini sampai ketangan Jodha?”
“ Apa maksudmu?” Ucap Jalal dengan mencengkeram baju Ruqaiyah
“ LEPASKAN ADAM. Dan aku akan membungkam foto ini” ucap Ruqaiyah.
“ Kau wanita yang sangat licik” Jalal melepaskan cengkraman itu dan pergi dari ruangan itu dengan pandangan yang sangat menakutkan. Kini dia di puncak emosi. Jodha ingin menangkap Adam, sedangkan Jalal dia mendapat tekanan karena foto itu. Mana yang harus Jalal pilih?
“ AKHHHHH SIAL!” Jalal berteriak di dalam mobil dan memukul stir kemudi. Dia berharap semoga Ruqaiyah tidak menyebarkan foto itu karena semuanya akan hancur jika foto itu sampai ke publik terlebih lagi ke tangan Jodha.
“ Halo Mr. Khan, Lepaskan dia tapi tetap awasi dia dimanapun dia berada, jika ada yang mencurigakan laporkan kepada ku” Jalal menelpon Mr. Khan untuk membebaskan Adam karena itu cara satu-satunya yang bisa dia lakukan untuk saat ini.
“ Sukannya aku ingin membicarakan kelanjutan Proyek kau bisa menemuiku di sana. Jodha sedang istirahat hari ini” Jalal mengirimkan pesan singkat itu kepada Sukannya dan setelah itu dia melesat menuju ke lokasi proyek... First Kiss bag 13 by Tatah Bunda Qirania.