Bila Saatnya Tiba bag 14 by Sally Diandra. Jodha dan Jalal masih saling memandang satu sama lain, namun tiba tiba Jodha menghindar dari tatapan Jalal yang mematikan itu, Jodha tidak ingin hanyut dalam suasana sehingga akal warasnyapun masih aktif bekerja, Jodha tidak lupa bagaimana dirinya membenci Jalal “Terserah, kamu … karena ini kamar kamu, kamu bisa menaruhnya dimana saja” ujar Jodha sambil mengalihkan pandangannya melihat ke sekeliling kamar Jalal “Aku mau tidur, biar aku tidur disofa itu saja “ , “Eiiittsss !!!” tiba tiba tangan Jalal menghentikan langkahnya “Apa ? ingat ya rule number three : aku tidak mau berbagi tempat tidur denganmu !” ujar Jodha lantang, “Dan rule number four : kalau pagi nanti aku sudah tidak ada disini, dikamarmu … kamu tidak usah mencari cari karena itu berarti aku sudah kembali ke kamarku sendiri !” tambah Jodha lagi, “Rasanya mungkin aku harus menambahkan papan pengumumman disini, sehingga aku bisa menempelkan semua peraturanmu disana” ejek Jalal sambil melepaskan genggaman tangannya dan tersenyum nakal, sementara Jodha hanya menatapnya ketus, “Lagian siapa yang mau berbagi tempat tidur denganmu ? kamu tidur saja dikasurku itu dan aku akan tidur disofa” kata Jalal lalu menuju kearah sofa “Kamu tau … kalau sofa ini kita buka seperti ini, maka … taraaaa … seperti tempat tidur kan ?” tiba tiba Jalal menarik bagian tengah sofa tersebut kearah luar dan terbentuklah sebuah tidur “Aku akan tidur disini” kemudian Jalal mengambil bantal dan guling favouritenya, sementara Jodha langsung merangsek kedalam selimut yang terdapat ditempat tidur Jalal “Selamat malam” ujar Jodha, sejak malam itu dan malam malam berikutnya Jodha berusaha untuk mematuhi peraturan Jalal, setiap jam 10 dia masuk terlebih dahulu ke kamar Jalal tanpa harus menunggu Jalal ada atau tidak. Semuanya berlaku normal, setiap hari selalu seperti itu, begitu pagi menjelang Jodha segera kembali ke kamarnya sendiri untuk bersiap siap berangkat kuliah atau untuk melanjutkan tidurnya kembali, kemudian melakukan aktifitas sehari harinya seperti kuliah, dilanjut latihan koreo disanggar tarinya hingga sore hari atau hang out bareng Moti sahabat dekatnya, semuanya berjalan normal hingga malam itu ketika Jodha selesai mengikuti event sanggar tarinya yang mengisi sebuah acara disuatu tempat “Jodha !” Jodha langsung menoleh begitu namanya disebut “Malam ini kamu harus ikut bareng kami karena kita mau ngadain pesta ulang tahunnya Javeda !” ujar Bela salah satu teman dancernya “Dimana ???” , “Dimenong lagi kalau bukan di rumsye Javeda, sweeety” sela Reesham tiba tiba dari arah belakang, “Boleh, aku ikut … lagian udah lama ni nggak ngumpul ngumpul gini bareng kalian” , “Yeee … weceee apa nggak bilang dulu ama mis … “ , Jodha segera memotong ucapan Reesham, Jodha tau kalau Reesham pasti akan menyebutkan nama Jalal namun Jodha tidak ingin teman teman dancernya tau kalau dia sudah menikah dengan Jalal, hanya Reesham yang tau tentang hal ini dan Jodha sudah menyuruh Reesham untuk bersumpah untuk tidak mengatakan pada siapapun, “Reesham … sorry dory morry bisakah kita ngobrolin soal ultah Javeda ?” pinta Jodha sambil membelalakan matanya kearah Reesham “Oooh tinta, aqiqa lupita wecee … ayoo deh capcuss cyiiiin, let’s go to the party !” akhirnya Jodha bersama dengan teman teman dancers lainnya langsung meluncur ke apartemen Javeda, Jodha sengaja menumpang mobil Javeda karena tadi Jalal memaksa untuk mengantarnya dan akan menjemputnya setelah acara selesai, sepanjang perjalanan Jodha berusaha menghubungi Jalal melalui sms, tapi lama tidak ada balasan lalu ketika ditelfonnya ponsel Jalal, ternyata ponsel Jalal tidak aktif, dicobanya menghubungi ponsel Bhaksi, ada nada panggil tapi lama tidak diangkat “Pasti Bhaksi sudah tidur” karena saat itu memang sudah jam 11 malam, segera Jodha mencoba menelfon ke telfon rumah, juga tidak ada yang menyahut “Mungkin mereka sudah pada tidur semua” Jodha menghela nafas panjang “Yang penting aku sudah mencoba menghubungi mereka, bukan salahku kalau ternyata tidak ada yang merespon, paling acara cuma 1 atau 2 jam, aku bisa menghubungi Jalal nanti” malam itu Jodha bisa benar benar merasa bebas menikmati ulang tahun Javeda bersama teman teman dancernya, sejenak Jodha bisa menghilangkan semua beban yang dipendamnya didalam dada bahkan dengan sengaja ditengah tengah suasana pesta tersebut.
Jodha meminta ijin pada Javeda untuk meminjam kamarnya agar dia bisa video call dengan Suryaban kekasihnya via skype, Jodha senang sekali bisa melihat wajah Suryaban kembali setelah terakhir sebelum pesta pernikahannya dengan Jalal, tak terasa pipi Jodha basah karena air matanya, Jodha dan Suryaban asyik ngobrol tentang keadaan mereka masing masing hingga tak terasa malam semakin larut dan Jodhapun mengantuk hingga dia tertidur di kamar Javeda, saat itu sudah jam 2 pagi, pestapun sudah usai, kebetulan juga teman teman Javeda yang notabene perempuan semua termasuk Reesham pada tertidur diapartemen Javeda setelah mereka lelah berpesta semalam suntuk, sementara itu Jalal yang datang ke gedung tempat Jodha perform langsung kelimpungan begitu dia tidak bisa menemukan Jodha “Kemana dia ! baru setengah 12 !” ketika diambilnya ponselnya hendak menelfon Jodha, ternyata disana tertera gambar batterai berwarna merah “Damn ! low batt !” Jalal benar benar tidak punya gambaran sama sekali kemana perginya Jodha malam itu, segera dia melarikan Jaguar hitamnya menembus pekatnya malam “Mungkin dia sudah sampai dirumah” hiburnya dalam hati, sesampainya dirumah dilihatnya tidak ada tanda tanda kehadiran Jodha, apalagi ketika dicarinya di kamar Jodha atau dikamarnya sendiri dan disetiap sudut ruang didalam rumahnya tidak ada sosok Jodha ditemui disana “Kemana perginya dia !” rutuknya dalam hati Jalal mencoba meredakan emosi yang mulai menguasai dirinya karena kealpaan Jodha akan kewajibannya pulang kerumah, Jalal teringat ketika sore tadi mengantar Jodha kegedung tersebut “Rule number 5 : segera pulang setelah acara berakhir !” kata Jalal, “Tergantung !” , “Tergantung apa ?” tanya Jalal penasaran “Tergantung yang menjemput, apakah dia bisa menjemput aku tepat waktu atau tidak !” tandas Jodha sambil membuka pintu mobil Jalal kemudian segera berlalu meninggalkan Jalal dan menghilang dibalik kerumunan orang orang “Damn ! where are you, Jodha !” saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan Jodha masih terlena bersama Suryaban kekasihnya. Berulang kali Jalal mencoba menelfon ponsel Jodha dan Reesham berkali kali dari telfon rumahnya namun tidak ada jawaban dari disebrang sana, hingga akhirnya Jalalpun lelah menghubungi mereka “Kita lihat saja nanti, mungkin dia pulang sendiri” bathin Jalal sambil berlalu menuju kamar Jodha, pagi itu Jalal sengaja tidur dikamar Jodha karena dengan begitu dia akan segera tahu kalau Jodha sudah kembali pulang. Sampai akhirnya pukul 6 pagi ketika Jalal bangun dari tidurnya, dilihatnya kamar Jodha masih sama seperti semalam, masih belum ada tanda tanda kehadiran Jodha, segera Jalal keluar dari kamar Jodha dan menuju kamarnya sendiri, dilihatnya disana juga tidak ada clue apapun tentang Jodha. Jalal langsung menyambar ponselnya yang sudah terisi penuh, langsung dipencetnya nomer Reesham “Dia pasti tau dimana Jodha berada !” emosi Jalal sudah kembali menguasai isi kepalanya, sementara itu diapartemen Javeda, pagi itu Jodha bangun dengan kepala yang sedikit pusing, semalam dia ingat dia mencoba meminum beberapa teguk wine yang rasanya agak aneh menurut Jodha namun banyak teman temannya yang suka dengan minuman aneh ini, kepala Jodha terasa berat, Jodha segera bangkit dari tempat tidurnya, dilihatnya Javeda masih tertidur nyenyak disebelahnya dan ketika hendak menuju pintu kamar tiba tiba pintu kamar terbuka lebar dan Reesham dengan tergopoh gopoh langsung menghambur kedalam kamar sambil memegang ponselnya “Iyaaa boss ,,, iyaaa bosss, ni pere nya udah disindang weceee” , Reesham segera menarik tangan Jodha keluar dari kamar Javeda, takut Javeda mendengar pembicaraan mereka sambil menutupi ponselnya “Jo, lekong yee ni, ma – rah ma – rah, beeuuuhhh … tinta deeh weceee, aqiqa atuuut, niiih !” Reesham langsung menyodorkan ponselnya kearah Jodha, Jodha baru ingat kalau dia belum menghubungi Jalal lagi, langsung diambilnya ponsel Reesham, sesaat Jodha mengatur nafasnya “Hallo …” , “Jodha !”suara Jalal langsung menggelegar diujung sana sampai sampai Jodha harus menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya “Huuuh ! nggak ada manis manisnya kalau dia sudah marah seperti ini !” rutuk Jodha dalam hati “Nggak seperti Suryaban, semarah apapun dia, Suryaban tidak pernah membentakku seperti ini” bathin Jodha “Jodha !” suara Jalal masih terus menggelegar ditelinga Jodha, Jodha tidak tahu apa yang nanti akan Jalal lakukan terhadapnya … Bila Saatnya Tiba bag 15 by Sally Diandra.