Bila Saatnya TIba bag 24 by Sally Diandra. Jalal menatap nanar pencopet yang berhasil melarikan diri tadi sambil membawa tas Jodha, sementara dari arah café Starbuck tiba tiba Alex menghampiri Jalal bersama seorang perempuan yang tidak Jodha kenal. “Jalal, kamu tidak apa apa kan ?” Jalal cuma meringis sedikit sambil melihat lukanya lalu dilihatnya Jodha yang berdiri agak menjauh dari dirinya, Jodha seakan akan tahu bahwa dirinya diminta mendekat, Jodha segera menghampiri Jalal. Perempuan asing yang sepertinya juga sama seperti dirinya yang berasal dari Indonesia itu kelihatan sangat khawatir terhadap Jalal, sementara Jodha hanya diam saja. “Aku tidak apa apa Rukayah, cuma lecet sedikit …” , “Rukayah ? jadi perempuan ini mantan istri Jalal” bathin Jodha dalam hati tiba tiba saja ingin sekali Jodha angkat kaki dari sana dan meninggalkan mereka berdua “Jodha, kenalkan ini Rukayah … Rukayah ini Jodha istriku” Jodha langsung memberi salam sambil tersenyum lalu disodorkannya tangannya kearah Rukayah namun tidak digubris oleh Rukayah “Ooo … ini rupanya istrimu yang baru, cantik juga … “ , “Bagaimana kamu bisa sampai kesini ? Alex …” Jalal langsung menunjukkan muka tidak suka kearah Alex, sementara Alex jadi salah tingkah didepan Jalal, sedangkan Rukayah langsung memotong ucapan Jalal
“Aku biasa main ke apartemen Alex, Jalal … saat ini aku kerja di Chanel butik di Paris, kalau pas waktu libur aku pasti main kesini, jadi nggak masalah kan kalo ternyata secara kebetulan ketika aku mengunjungi Alex, aku bisa ketemu sama kamu … my ex husband” ujar Rukayah dengan gaya sok manjanya, saat itu mereka sudah pindah masuk kedalam café Starbuck, dengan sigap Alex langsung memesan 4 cangkir Hot Caramel Macchiato dan memberikan sebuah salep ke Jodha agar mengoleskannya ke luka Jalal, Jodhapun menurut tanpa bertanya pada Jalal, Jodha langsung memegang lengan Jalal dan menggulung lengan kaosnya keatas kemudian dengan hati hati membersihkan luka Jalal dengan air hangat yang diberikan pelayan café tersebut, Jodha seolah olah ingin menunjukkan ke Rukayah kalau Jalal sekarang adalah miliknya, sementara Jalal hanya tersenyum nakal memandang Jodha.
“Aku heran dengan ibukota Britania Raya negara semaju Inggris khususnya kota London ternyata kriminalitasnya masih tinggi juga, aku kira orangnya sudah makmur semua disini, ternyata sama saja …” ujar Jalal sambil menyeruput cangkir kopinya, “Disini khususnya di Oxford Street konon kabarnya setiap 5 menit terjadi pencopetan, Jalal” kata Rukayah, “I had tell to the information centre here about the pickpocket, they will give us information soon, Jalal” Alex mulai angkat bicara, Jalal hanya mengangguk “Mudah mudahan pencopet itu mau mengembalikan tas Jodha, yang penting dokumen pribadinya bisa kembali” ujar Jalal sambil memandang kearah Jodha “Lalu ngomong ngomong, apa tujuan kalian datang ke London ? apakah kalian sedang berbulan madu ?” sesaat Jodha dan Jalal saling terdiam sambil saling memandang satu sama lain, Rukayah melihat adanya kejanggalan diantara sepasang suami istri ini “Kamu masih ingat kan, Jalal … dulu kita kan juga berbulan madu di London, kamu masih ingat kan bagaimana kita menghabiskan malam pertama kita berdua …” , “Rukayah aku mohon …” terdengar nada suara Jalal agak sedikit meninggi “Kami mau mengunjungi kerabat kami di Oxford University” tiba tiba Jodha menengahi pembicaraan diantara mereka berempat
“Kerabat ??? hmm … pasti kerabat yang sangat special yaa, hingga jauh jauh kalian datang kesini hanya untuk menemuinya” , “It’s 2 hours from London … 2 jam da – ri si – ni so I told you, Jodha … you have to enjoy the city of London first before you go there” , “Thank u so much, Alex … this is my new experience, I like it but tomorrow I have to go, besok kami akan Oxford University …” jelas Jodha, “So why don’t we have dinner tonight in my apartement ?” pinta Alex, “Yeaaa … that’s a good idea ! bagaimana Jalal kamu mau kan makan malam di apartemen Alex ?” , “Aku terserah pada Jodha, kalau Jodha mau aku ikut saja” ujar Jalal sambil memandang kearah Jodha, Jodha langsung mengangguk sambil tersenyum. Tak berapa lama kemudian mereka sudah sampai diapartemen Alex, namun sebelumnya Alex mampir sebentar ke sebuah supermarket untuk membeli bahan bahan makanan, rupanya Alex ingin memasak makanan untuk mereka malam ini.
Bila Saatnya TIba bag 24. Apartemen Alex cukup luas untuk tinggal seorang diri, begitu memasuki apartemennya Alex langsung menuju ke dapur, melihat hal tersebut Jodha langsung mengikuti Alex. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Rukayah untuk kembali mendekati Jalal, saat itu Jalal sedang duduk disofa sambil merebahkan tubuhnya disana sambil menonton televisi, tiba tiba Rukayah datang menghampirinya “Ada apa, Jalal ?” Jalal langsung mengernyitkan dahinya “Apa maksudmu ?” , “Aku sudah mengenalmu sejak kecil Jalal … aku tau rasanya ada yang tidak beres denganmu, khususnya dengan hubungan kalian berdua, kamu dan istri barumu itu” , “Kami tidak punya masalah apa apa Rukayah, kami saling mencintai satu sama lain” bela Jalal, namun Rukayah terus menggoda Jalal “Apakah cintanya sama seperti cintaku ketika kita dulu menikah, Jalal ?” tanya Rukayah penasaran “Dia tidak seperti kamu Rukayah, dia sangat menghormati apa itu cinta” ujar Jalal dengan nada tertahan , “Tapi aku sangat mencintai kamu, Jalal … kamu lihat sampai detik inipun aku belum menikah dengan lelaki manapun, itu karena aku masih mencintai kamu, aku ingin kembali padamu, Jalal … bukankah setiap orang memiliki kesempatan kedua ?” , “Kesempatan keduamu telah lewat Rukayah, aku tidak bisa memberikannya lagi …” , Rukayah langsung bersimpuh dikaki Jalal sambil memohon “Tidak bisakah kamu memaafkan aku, Jalal … aku sangat mencintaimu, aku ingin kita kembali merajut benang benang cinta kita yang sempat terputus” bujuk Rukayah sambil memegang wajah Jalal dengan kedua tangannya, sementara Jalal hanya diam saja tak bergeming dari kejauhan ketika Jodha hendak memasuki ruangan tersebut, Jodha bisa melihat dengan jelas bagaimana Jalal dan Rukayah saling memandang satu sama lain, sesaat Jodha langsung terpaku melihat tingkah mereka, Jodha ingin sekali membuang muka untuk tidak melihat adegan tersebut, didalam hatinya terbersit rasa marah tapi Jodha tak bisa mengungkapkan perasaaan marahnya tersebut, lagian marah pada siapa ? bukankah dirinya belum menerima Jalal sebagai suaminya ? namun mengapa kali ini ketika ada perempuan lain yang dekat dengan suaminya, hatinya tidak terima ? Jodha segera berbalik kembali ke dapur, Jodha tidak ingin melihat adegan selanjutnya. Sementara itu Jalal langsung menepis tangan Rukayah “Semuanya sudah berakhir Rukayah … aku sudah menemukan pengganti dirimu !” Jalal langsung bergegas keluar dari ruangan tersebut dan memasuki dapur “Jodha, kita pulang !” , Jodha langsung berbalik menoleh kearah Jalal “Pulang … ??? makanannya belum siap …” Jalal langsung memotong ucapan Jodha “Aku tidak lapar, aku lelah … aku ingin pulang, terserah kamu mau pulang bersamaku malam ini atau tidak, yang pasti aku ingin pulang … Alex I’m so sorry I have to go right now” Alex hanya mengangguk mengiyakan, Jodha meminta maaf ke Alex karena dia harus mengikuti Jalal pulang ke hotel, bergegas Jodha menyusul Jalal yang sudah sampai dipintu depan, sementara dari dalam ruang keluarga terdengar teriakan Rukayah “Jalaaaaaalllll … !!!!” namun Jalal terus berlalu menuju lift, Jodha mengekor dibelakangnya. Sepanjang perjalanan menggunakan bis double deker Jalal hanya diam saja, pikirannya menerawang yang entah kemana Jodha tidak bisa mencapainya, sesampainya di hotel Jalal juga hanya diam saja, Jodha merasa aneh kalau didiamkan seperti ini oleh Jalal, didekatinya Jalal yang saat itu sedang terduduk sambil merenung menatap jendela kamar, “Boleh aku bertanya ?” Jodha segera membuka pembicaraannya dengan Jalal, kemudian Jalal menatap Jodha dengan tatapan nanar “Kamu mau bertanya apa ?” , “Kenapa kamu selalu diam setiap kamu sedang dalam sebuah masalah ?” , “Kadang dengan diam kita bisa mendapatkan sebuah solusi, Jodha” , “Lalu apakah sekarang ini kamu sudah mendapatkan solusinya ?” Jalal menggelengkan kepala “Bolehkah aku bersandar dibahumu sebentar saja ?” Jodha langsung mengangguk, Jalal segera merebahkan kepalanya dibahu Jodha, lama mereka terdiam dalam pikiran mereka masing masing, entah mengapa Jodha ingin sekali mengangkat semua masalah yang ada dipundak Jalal, Jodha bisa mengerti mengapa Jalal begitu terluka malam ini, mungkin dia teringat ketika dulu Rukayah mengkhianatinya dengan selingkuh didepan mata Jalal, Jodha bisa merasakan rasanya dikhianati, ingin sekali Jodha berbagi permasalahan tersebut dengan Jalal agar Jalal tidak merasakan kesepian seperti saat ini.
“Hari sudah malam, sebaiknya kamu segera berkemas kemas … besok kita akan berangkat pagi pagi ke Oxford” tiba tiba Jalal mengangkat kepalanya dari bahu Jodha, sementara Jodha memandangnya dengan pandangan yang berkaca kaca, “Rasanya aku tidak ingin meninggalkanmu, Jalal” bathin Jodha. Bila Saatnya TIba bag 25