Bila Saatnya Tiba bag 25 by Sally Diandra. Malam itu ketika Jodha selesai bebenah semua barang barangnya yang mau dibawa besok ke Oxford, tiba tiba telfon didalam kamar hotel mereka berdering, bergegas Jodha segera mengangkat telfon dan tak lama kemudian ditutupnya telfon model vintage tersebut “Jalal, aku mau kebawah dulu, kata pelayan ada pesanan untukku” Jalal hanya menganggukkan kepalanya “Kamu ingin dibawain apa ? nanti aku ambil dari restaurant dibawah, kamu belum makan malam kan ?” , “Aku tidak lapar, tidak usah” Jodha bergegas keluar dari kamar hotel dan mulai turun kebawah menuju ke restaurant hotel, tak berapa lama kemudian ditengah ruangan dilihatnya Rukayah sedang menunggunya, Jodha segera menemuinya “Jodha, terima kasih kamu mau datang” , “Ada apa Rukayah ?” ujar Jodha sambil duduk dikursi makan “Aku sudah pesankan makanan untukmu” , “Terima kasih” , “Jodha, terus terang aku ingin mengajakmu untuk bicara dari hati ke hati, kita sama sama wanita, kamu pasti tau bagaimana perasaanku ke Jalal, aku sangat mencintainya Jodha …” , sesaat Jodha terheran heran dengan pernyataan Rukayah, dengan entengnya dia mengatakan masih mencintai bekas suaminya didepan istri mantan suaminya tersebut “Kalau kamu benar benar mencintainya, kenapa kamu selingkuh didepannya ?”
sesaat Jodha teringat cerita Bhaksi tentang perselingkuhan Rukayah, saat itu Jalal sedang tugas luar kota beberapa hari, Rukayah dan Jalal tinggal dirumah mereka sendiri tidak gabung bersama ibu Hamida. Rukayah adalah seorang desainer muda, ambisinya untuk menjadi seorang desainer ternama sangatlah besar dan kecantikannya mampu menyihir laki laki manapun, malam itu Rukayah pulang kerumahnya bersama seorang laki laki dalam keadaan mabuk dan Jalal yang seharusnya masih beberapa hari mengurus proyeknya diluar kota, tiba tiba memutuskan untuk pulang terlebih dahulu. Sesampainya dirumah, rumah dalam keadaan sepi tapi Jalal selalu membawa kunci cadangan, ketika Jalal memasuki rumahnya dari arah kamarnya Jalal mendengar tawa Rukayah yang terkikik, saat itu Jalal tidak menaruh curiga apapun namun ketika semakin dekat dengan kamarnya tiba tiba Jalal mendengar ada suara lain didalam kamar, terdengar seperti suara laki laki, bergegas Jalal langsung membuka pintu kamar Rukayah yang memang tidak terkunci, didepannya terlihat Rukayah sedang bercinta dengan seorang laki laki yang tidak Jalal kenal, secepat kilat Jalal langsung menghajar laki laki itu hingga babak belur dan saat itu juga Jalal langsung mentalak Rukayah cerai ! dan rumah tersebut langsung Jalal jual sebagai harta gono gini, sejak saat itulah Jalal selalu tidak percaya pada perempuan, bagi Jalal semua perempuan itu murahan sama seperti Rukayah yang brengsek !
“Jodha, kamu dengar aku kan ?” kata kata Rukayah sekejap membuyarkan lamunannya “Dengar apa ?” Jodha bingung dengan pertanyaan Rukayah, “Jodha, aku harap kamu mau menolong aku, aku benar benar minta bantuanmu, Jodha … aku tau kalau kamu tidak mencintai Jalal” , “Kenapa kamu bisa bilang seperti itu ?” , “Karena aku bisa melihatnya dari matamu … lagian kamu itu bukan orang yang tepat untuk Jalal, Jalal itu perkasa, kamu tau ? apakah kamu sudah tidur dengannya ? aku yakin belum … “ , “Aku rasa hal seperti itu tidak usah kita ceritakan pada orang lain, cukup untuk diri sendiri” bela Jodha ,”Tapi aku bisa melihatnya dari gesture tubuhmu, Jodha … dan lagi buat aku, itu tidak menjadi masalah, aku selalu bangga bila menceritakan betapa perkasanya Jalal ketika diranjang, kamu tahu dalam sehari kami bisa bercinta 3 hingga 4 kali, kami bisa melakukannya dimana mana, Jodha … Jalal itu penuh dengan kejutan dan sayangnya sampai hari ini aku belum bisa menemukan laki laki yang bisa seperti itu selain Jalalku” ujar Rukayah dengan gaya manjanya,
Jodha bergidik begitu mendengar penuturan Rukayah yang begitu blak blak an didepannya yang jelas jelas notabene dia adalah istri Jalal mantan suaminya “Kalau kamu begitu memuja Jalal, kenapa kamu mengkhianati kesetiaannya ? kenapa kamu selingkuh dengan laki laki lain ? kamu bilang kamu puas dengan keperkasan Jalal kenapa kamu mencari lagi ?” sesaat Rukayah salah tingkah didepan Jodha “Aku akui kamu memang pintar, Jodha … terus terang aku memang orangnya cepat bosan, aku selalu mencari hal hal baru, begitu juga dengan laki laki” , “Tapi kalian kan sudah menikah, kenapa kamu tidak bisa menjaga kesucian maghligai pernikahan kalian ?” , “Yaaa itu dulu, Jodha … aku khilaf tapi aku sadar kalau saat ini aku sangat membutuhkan Jalal, aku ingin kembali padanya, bukankah setiap orang selalu mempunyai kesempatan kedua ?” pinta Rukayah dengan nada memelas “Tapi Jalal itu suamiku, Rukayah” , “Tapi kamu tidak mencintainya kan ? kalian menikah karena dijodohkan kan ?” , “Darimana kamu tau ?” tanya Jodha penasaran, “Kamu tidak perlu tahu aku tahu darimana, Rukayah selalu bisa membaca celah yang terbuka, tapi yang pasti apa yang aku katakan itu benar kan ?” Jodha tidak menjawab pertanyaan Rukayah, “Aku hanya ingin memberikan cinta untuk Jalal, yang tidak bisa kamu berikan untuknya, apakah itu salah, Jodha ?” Jodha hanya memandang Rukayah dengan tatapan ketus, ada rasa tidak terima dalam diri Jodha bila Jalal kembali ke Rukayah “Bagaimana Jodha kamu mau membantuku ?” tepat pada saat itu makanan yang dipesan Rukayah datang “Aaah … thank u very much, ayooo Jodha kita makan ”Tidak terima kasih, aku mau kembali ke kamar” , “Baiklah, tapi kamu janjikan akan mendekatkan kami kembali ?” pinta Rukayah,
“Aku tidak bisa berjanji, selamat malam” Jodha langsung beringsut pergi dari restaurant tersebut, sepanjang perjalanan Jodha menggerutu pada dirinya sendiri “Bisa bisanya aku mau saja memenuhi undangannya hanya untuk mendengarkan permintaannya untuk kembali ke Jalal, enak saja dia minta kembali ke Jalal, dia pikir aku ini siapa ? apa dia pikir aku ini pembantunya Jalal sehingga dengan seenaknya tanpa tedeng aling aling dia bicara blak blak an tentang keperkasaan Jalal, tiga hingga empat kali masa iya sih ?” Jodha terus menggerutu disepanjang lorong menuju kamarnya dan sesampainya didepan pintu kamar, perlahan lahan Jodha membuka pintu kamar tersebut dan dilihatnya Jalal sudah tertidur pulas dengan posisi menelungkup sambil bertelanjang dada, sesaat Jodha terpana melihat tubuhnya yang putih, naluri kewanitaannya tiba tiba memanggilnya untuk segera memeluk tubuh Jalal tapi otak warasnya masih bekerja, segera diurungkan niatnya tersebut lalu Jodha bergegas kekamar mandi kemudian menyusul Jalal dan tidur disebelahnya.
Keesokan harinya, Jalal terbangun setelah matahari menusuk matanya, kilau sinarnya mengusik tidurnya, “Kenapa kamu tidak bangunkan aku ?” tanya Jalal ketika dilihatnya Jodha sudah terlihat rapi didepannya, “Aku memang sengaja tidak membangunkan kamu karena kamu kelihatan enak sekali tidurnya, jadi aku biarkan saja, sekarang kamu mandi dulu yaaa karena sebentar lagi sarapannya datang” Jalal hanya mengangguk dan bergegas menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi dan menikmati sarapan dikamar, segera mereka berdua menuju ke stasiun kota untuk menggunakan kereta api yang menuju ke kota Oxford.
Lama perjalanan dengan kereta kurang lebih sekitar 2 jam dan sepanjang perjalanan di dalam kereta Jodha nyaris tidak pernah mengalihkan pandangan dari luar jendela karena ini adalah salah satu keuntungan menggunakan transportasi darat, melalui jendela kereta api Jodha bisa melihat pemandangan yang indah, hamparan padang berwarna hijau dengan bunga beraneka warna disana sini merupakan warna khas musim semi yang bisa memberikan perasaan tenang dan damai dimana terdapat beberapa domba domba yang sedang merumput disana, Jodha jadi teringat film favouritenya sejak kecil ‘The Sound Of Music’ dimana pemandangan seperti ini persis digambarkan dalam film tersebut.
Begitu sampai di stasiun kereta api Oxford, Jodha langsung jatuh cinta pada kota tua yang menyimpan banyak nilai historis dengan bangunan khas Inggris kuno, jalanannya yang rapi, bersih, dan teratur layaknya khas kota tua di Inggris. Saat itu Oxford terlihat ramai banyak turis yang datang berkunjung kesana karena setiap bulan Maret kota Oxford selalu menggelar Oxford Fashion Week semacam festival peragaan busana. Dan tak berapa lama kemudian, Jalal dan Jodha sampai juga di Universitas Oxford, kampusnya sangat mudah diakses bahkan untuk pengunjung sekalipun seperti dirinya tidak merasa kesulitan untuk menemukan unversitas tertua di Inggris itu. Dan setelah bertanya kesana kemari sampailah Jodha dan Jalal di Wolfson College, dari sumber yang bisa dipercaya mereka mengatakan bahwa dari 30 orang mahasiswa Indonesia yang belajar di Oxford hanya satu yang bernama Suryaban dan dia tinggal di Wolfson College, tempat tinggal Suryaban yang berupa flat untuk mahasiswa.
Sesaat diketuknya pintu flat yang bertuliskan “DON’T DISTURB !” tak berapa lama kemudian keluarlah sosok yang masih Jalal kenal dengan kenal baik dari postur tubuhnya yang tinggi, dialah Suryaban “Kamu Suryaban ?” sesaat Suryaban sedikit bingung dengan kedatangan Jalal yang masih asing baginya yang tiba tiba berada didepannya “Aku Jalal … kita memang belum pernah bertemu tapi ada seseorang yang ingin menemuimu …” bergegas Jalal menggandeng tangan Jodha yang saat itu bersembunyi disisi kanan sebelah pintu, begitu melihat Jodha ada didepannya, Suryaban sangat senang sekali, bergegas dipeluknya Jodha perempuan yang sangat dicintainya itu namun Jodha hanya diam saja tidak membalas pelukan Suryaban, sementara Jalal mengalihkan pandangannya kearah lain “Kamu kenapa nggak bilang kalau kamu mau kesini ? aku kangen sekali sama kamu, Jodha … kamu baik baik saja kan ? untung ada orang itu yang menolongmu kesini, kamu kan bisa beritahu aku kalau mau kesini, pantas saja handphonemu mati, kamu baik baik saja kan, Jodha ?” Suryaban terus nyerocos bertanya ke Jodha sambil memegang bahu Jodha, beralih ketangan Jodha lalu mencium kening Jodha namun Jodha hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan Suryaban, sementara itu tidak dilihatnya Jalal disebelahnya, Jalal telah melangkah jauh meninggalkan dirinya bersama Suryaban … Bila Saatnya Tiba bag 26