Rendezvous bag 1 by Sally Diandra

RENDEZVOUS chapter 1. Sepeninggal Jodha dari hadapan mereka, Jalal kembali ke tempat duduknya, sebuah kursi putar didepan meja mini bar, Benazir yang duduk disebelahnya langsung menggenggam lengannya “Bagaimana, darling ... seperti yang aku katakan tadi sebelum Jojo menyela pembicaraan kita, kamu mau kan membantu teman teman sosialitaku yang lain, dia juga membutuhkan bantuanmu” sesaat Jalal hanya diam saja, tidak menggubris permintaan Madam Benazir, bahkan ketika nama Jojo disebut, Jalal kembali memikirkan pertemuannya barusan dengan Jodha, seorang gadis yang old fashion, introvert, konservatif namun memiliki karakter wajah yang cukup kuat. Jodha memang tidak seanggun Salima seorang peragawati ibukota yang sempat dipacari Jalal beberapa bulan yang lalu atau tidak juga seperti Rukayah seorang artis layar lebar yang imut yang cukup manja dan kolokan terhadapnya yang sampai saat ini masih terus menguber cinta Jalal, namun Jalal hanya menganggapnya sebagai adik karena ayah mereka berdua bersahabat baik sejak mereka masih kecil. Yang pasti Jodha tidak seperti mantan mantan pacar Jalal terdahulu atau wanita kebanyakan yang sering dijumpai Jalal, ada sesuatu yang menarik perhatian Jalal untuk terus memikirkan Jodha, pertemuan pertama ini memang sedikit mengganggu pikiran Jalal hingga Madam Benazir membuyarkan lamunannya “Jalal ... Jalal ...” Jalal segera tersadar dari lamunannya “Yaaa ada apa ?”, “Kamu tidak mendengarkan pembicaraanku barusan ya ?” Jalal hanya tersenyum begitu melihat raut muka Madam Benazir sedikit cemberut “Begini ... aku cek dulu dikantor nanti, apakah masih ada tempat untuk teman temanmu itu karena sepertinya daftar klienku sudah cukup padat untuk beberapa minggu kedepan”, “Jalal, kamu disini rupanya !” tiba tiba saja sebuah suara yang cukup familiar ditelinga Jalal berteriak lantang Redenvouzkearahnya, dia adalah Sujamal sahabat Jalal yang mulai berjalan mendekati mereka berdua, Madam Benazir langsung semakin cemberut karena itu tandanya Jalal akan segera pergi begitu Sujamal sahabatnya yang seorang peragawan itu datang menghampirinya “Heiii ! Bro ! Apa kabar ? Apa nih oleh oleh dari Milan ? Kabarnya kamu baru dari sana ?” Jalal langsung memeluk sahabat kentalnya sejak SMA itu “Ada so pasti ada, bro ! Aku bawain kamu sesuatu yang spesial dan aku yakin kamu pasti suka !”, “Tapi bukan cewek Milan kan ?” Sujamal langsung tertawa terbahak bahak begitu mendengar pertanyaan Jalal karena bagaimanapun juga mereka berdua selalu menjadi incaran wanita wanita cantik. “C,mon ... Ikut denganku ada yang ingin aku bahas denganmu, kalian sudah selesai kan ngobrolnya ? Maaf Benazir, aku culik dulu temanku yang satu ini, kamu tidak keberatan kan ?” Madam Benazir hanya menganggukkan kepalanya, Sujamal langsung menggeret lengan Jalal menuju ke suatu tempat.
Sementara itu setelah lepas dari Madam Benazir dan Jalal, Jodha kembali memeriksa pekerjaan teman temannya satu team mulai dari sound system sampai roundown acara apakah berlangsung seperti yang direncanakan, ternyata semuanya sejauh ini berjalan dengan baik. Jodha segera duduk disebuah kursi dibalik panggung, sesaat Jodha bisa mengistirahatkan kakinya yang penat karena berjalan kesana kemari, ketika matanya dipejamkan sesaat, tiba tiba headset ditelinganya berbunyi “Jodha, balonnya kenapa sampai saat ini belum datang ?” Jodha bisa mendengar dengan jelas itu suara Maan Sigh salah satu karyawan Madam Benazir “Balon ?” Jodha sedikit bingung “Iya balon untuk acara puncak nanti, kenapa belum tiba ?”, “Oh my God ! Sebentar aku cek !” Jodha segera teringat kalau tadi pihak penyedia balon mengatakan kalau alat peniup balon yang biasa mereka gunakan agak eror tapi sedang diupayakan untuk segera diperbaiki atau kemungkinan mereka akan meminjam ketempat lain, tapi kabar itu Jodha dapat sore tadi dan sekarang sudah hampir acara puncak, Jodha melihat kejam tangannya “Masih ada waktu satu jam tapi apa bisa ?” Jodha segera berlari kearah pintu utama untuk mencari tahu dimana tukang balon itu sekarang, ketika Jodha sedang terburu buru ke arah pintu utama tanpa sengaja Jodha menabrak seorang pria yang berjalan melintang didepannya dan ternyata pria itu adalah Jalal dan lebih parahnya lagi minuman yang dibawa Jalal membasahi sebagian bajunya karena tersenggol oleh Jodha tadi, Jodha jadi panik “Ooooh maaf, tuan ... saya tidak sengaja, sungguh saya tidak sengaja” sesaat Jalal kesal karena bajunya basah oleh minuman, namun begitu dilihatnya ternyata Jodha yang melakukannya, amarahnya segera mereda “Tidak apa apa ... nona Jodha, take it easy”, “Tapi baju anda basah, tuan ... mari sini saya bersihkan atau kalau perlu saya cuci supaya tidak membekas nodanya” Jodha berusaha mengusap usap baju Jalal dengan sapu tangannya “Tidak apa apa, nona Jodha” Jalal berusaha serileks mungkin.
“Tapi kamu tetap harus membersihkan noda minuman itu Jalal, kalau tidak bisa bisa kemeja Armanimu itu jadi penghuni abadi lemarimu” Sujamal yang cuma senyum senyum sedari tadi akhirnya ikut angkat biacara “Iya tuan, nanti saya bersihkan, ini sapu tangan saya, lebih baik anda ke kamar mandi saja dulu, nanti saya menyusul kesana tapi saya harus menyelesaikan pekerjaan saya dulu” Jodha segera memberikan sapu tangannya ke Jalal kemudian berlalu dari hadapan Jalal secepat mungkin, Jalal segera menerima sapu tangan Jodha dan terbengong bengong melihat kepergian Jodha “Ayoo cepet ke kamar mandi !” Sujamal segera menggeret lengan sahabatnya menuju ke toilet. Sementara begitu sampai diluar ruangan terbebas dari suara yang penuh dengan dentuman yang hingar bingar, Jodha segera menelfon penyedia balon yang sudah disewanya tadi “Apa alat peniup balonnya sudah diantar kesini ? Tapi dimana ? Kenapa anda tidak memberikannya kesaya ? Siapa yang menerima alat peniup balonnya ?” Jodha benar benar panik begitu tukang balon tersebut mengatakan melalui ponselnya bahwa alat peniup balonnya sudah dikirim ke venue “Zakira ? Oke aku akan segera mengecek ke Zakira, terima kasih, pak”
Tanpa perlu pikir panjang setelah menutup ponselnya Jodha segera berlari ke sebuah kamar didekat hall yang memang disewa untuk tempat persiapan pesta, ternyata benar saja disana Zakira salah satu karyawan Madam Benazir sedang menemani karyawan penyedia balon, saat itu Zakira sedang sibuk mengikat balon balon tersebut, sementara balon balon yang lain berserakan diseluruh kamar “Zakira ! Kenapa kamu tidak bilang ke aku kalau alat peniup balonnya sudah datang, aku sempat panik tadi !”, “Maaf, Jodha ... Aku pikir kamu sudah tahu jadi aku nggak bilang” Jodha benar benar gemas pada teman sekantornya ini “Gimana aku tahu kalau kamu nggak memberitahu, ya sudah ... kalau semua balon balon ini sudah selesai cepat kamu bawa ke hall ya lewat pintu belakang ya, acara puncak sebentar lagi, dibaca rundownnya, okay ?” Zakira hanya menganggukkan kepalanya tak lama kemudian Jodha segera berlalu dari kamar tersebut, sambil mengabarkan ke Maan Sigh kalau balon sudah ready “Maan Sigh, balonnya sudah ada ditempat”, “Siip ! Thank u, Jodha !” jawab Maan Sigh dari headsetnya. Jodha tiba tiba teringat kalau tadi dia sempat memuntahkan minuman ke baju Jalal “Yaaa ampuuun ... Pekerjaan yang satu beres, yang lain menanti, bagaimana tuan Jalal ya ? Apakah dia marah padaku ?” Jodha sedikit bingung dan gelisah, perasaannya tidak menentu sambil menuju ke toilet, didepan toilet Jodha hanya bolak balik saja sambil sesekali mengecek jam tangannya kemudian membaca rundown acara.
Sementara itu didalam toilet Jalal sedang membersihkan bajunya yang terkena noda minuman tadi “Sujamal, kamu tahu siapa perempuan yang menabrak aku tadi ?”, “Hmm ... Kalau dilihat dari penampilannya sepertinya dia bukan tamu, dia karyawan Madam Benazir ?” Jalal menganggukkan kepalanya “Lebih tepatnya asisten pribadi Madam Benazir” Sujamal langsung terperangah dan membuat huruf O pada mulutnya “Perempuan kuno begitu ?” Jalal tertawa kecil “Kamu bilang kuno ?” Sujamal langsung mengangguk “Yaaa jelas saja ! Terlihat dari penampilannya, bro ! Beda banget !”, No ! You are wrong, Sujamal ...” Sujamal tertegun “Bagaimana bisa ?”, “Itu bukan kuno, kalau aku bilang itu sexy !” Sujamal langsung tertawa terpingkal pingkal “Haaahh ... Hahahaha ... Yang bener saja my man, masa cewek old fashion gitu dianggap sexy, sexy dari mananya ?” Jalal yang masih mematut didepan cermin sambil mengusap ngusap bajunya dengan saputangan Jodha yang telah dibasahinya berusaha memberikan penjelasan ke Sujamal “Kamu tahu lidahnya sangat tajam, tadi aku sempat ngobrol dengannya waktu aku bersama Madam Benazir, karakternya kuat, aku tahu dia tidak suka padaku, tapi aku suka padanya” Sujamal semakain terheran heran sama sahabatnya kali ini.
“Helloooo ??? Apa kabar tuan Jalalludin Muhammad Akbar ? Dia itu bukan tipe kamu, Jalal ... Aku tau banget perempuan yang seperti apa yang kamu sukai, I’m your man, bro !”, “Asal kamu tahu saja, dia itu tipeku ... Lekuk tubuhnya juga indah dibalik baju kunonya itu, apalagi kalau gelung rambutnya itu diurai dan dimake over seperti cewek cewek yang lain, pasti tidak akan beda tapi bukan itu yang aku liat, aku suka dengan gaya bicaranya, menusuk dan tajam ! That’s it !” Jalal tiba tiba menjentikkan jemarinya didepan Sujamal, membuat Sujamal sedikit tersentak dan kaget “Lalu apa yang akan kamu lakukan pada wanita yang berhasil mencuri perhatianmu ?” Jalal hanya menghela nafas “Hari ini pastinya dia tidak mempunyai waktu luang, dia sedang bekerja, Benazir selalu mengawasinya” Jalal meringis sedih “Aaah itu sih gampang, bro ! It’s a piece of cake, kamu tinggal bilang saja ke Madam Benazir, kalau kamu akan menangani masalah finansialnya jika dia membebaskan asisten pribadinya untuk menemani kamu selama satu hari, bagaimana ?” Jalal menghela nafas kembali “Tidak semudah itu, Sujamal ... harga diri wanita itu cukup tinggi, dia pasti akan marah kalau tahu tentang rencana pertukaran seperti ini, bisa bisa dia akan semakin membenci aku dan lagi aku tidak ingin bekerja sama dengan Benazir, dia itu orangnya licik” Sujamal mengernyitkan dahinya “Kalau begitu kamu cari sendiri saja caranya, gimana sudah bersihkan nodamu ?” Jalal menganggukkan kepalanya, dirinya baru sadar kalau sapu tangan Jodha berada ditangannya sedari tadi, sesaat Jalal terdiam kemudian memasukan sapu tangan tersebut kedalam saku celananya dan berjalan keluar mengikuti Sujamal kearah pintu keluar toilet. NEXT