Rendezvous bag 3 by Sally Diandra. Sore itu Jodha masih bersama dengan Moti sahabatnya sejak SMA sedang asyik berbelanja disebuah toko yang menyediakan bahan makanan.
“Jo, gimana kalau kita ngopi ngopi dulu di cafe depan ? Kamu bisa kan ? pleaseee ... soalnya aku harus nunggu jemputan Todar Mal nih” sesaat Jodha terdiam sambil menatap kewajah Moti yang memasang muka memelas yang membuat Jodha tidak tahan untuk menolaknya.
“Pleaseee, Jo ... masa kamu tega sih menelantarkan ibu hamil seperti ini sendirian, pleaseee ...”, “Iyaaa, deh ... aku temenin, apa sih yang nggak buat kamu dan lagi aku juga udah lama nggak ketemu sama suamimu, terakhir kapan ya ? 6 bulan yang lalu yaa ? Hahahahahaha ...” Jodha tertawa terbahak bahak
“Yaaa ampun, Jodha ... ternyata kamu jahat juga yaa, ternyata sudah selama itu yaa kita nggak ketemu, apa kamu nggak kangen sama aku ? Aku tu selalu kangen sama kamu tau !” ujar Moti sambil meninju bahu Jodha, Jodha terus tertawa terbahak bahak sambil pura pura kesakitan gara gara tinju Moti sambil terus berjalan menuju ke cafe disebrang jalan.
“Hmmm, Motiku sayang ... aku pasti sangat kangen sama kamu tapi kamu kan sekarang sudah punya Todar Mal, kayaknya nggak asyik deh kalau tiba tiba aku mengganggu kemesraan kalian, apalagi kalian kan penganten baru, iya kan ?” kata Jodha sambil merangkul leher Moti, Motipun membalas melingkarkan lengannya dipinggang Jodha.
“Iyaaa deeeh ... dari dulu kamu emang paling jago ngeles” Jodha hanya tersenyum menanggapi ucapan sahabatnya itu dan tak lama kemudian mereka sudah menikmati dua gelas frappe dingin dengan whip krim vanilla diatasnya plus taburan coklat, salah satu minuman kopi favourite Jodha dan Moti sejak mereka SMA. Ketika Jodha dan Moti sedang asyik ngobrol sambil sesekali menikmati frappe kesukaan mereka, tiba tiba dari arah pintu cafe Jodha bisa melihat dengan jelas Todar Mal suami Moti masuk ke cafe tersebut bersama seorang laki laki yang tidak lain adalah Suryaban, teman SMA mereka juga yang sudah sejak dulu naksir Jodha.
“Moti, jangan bilang kalau ini kebetulan, kamu memang sengaja kan manggil dia kesini ?” sesaat Moti bingung, Moti yang duduknya membelakangi pintu cafe memang tidak mengetahui kalau suaminya sudah datang dan sedang menghampiri mereka begitu Todar Mal melihat Jodha dari kejauhan “Iya kan, kamu yang menyuruh Suryaban kesini ?” Moti langsung tahu maksud ucapan Jodha, dibalikkannya tubuhnya dan dilihatnya suaminya sedang berjalan menuju kearahnya bersama Suryaban kemudian berbalik lagi kearah Jodha sambil menyeringai “Hehehehehe ... maaf, aku memang yang minta Todar Mal untuk mengajaknya kemari agar bisa ketemu sama kamu” ujar Moti dengan wajah memelas tanpa dosa “Motiiiiii ....”
“Hai ... apa kabar, Jodha ?” Todar Mal langsung mengulurkan tangannya menyalami Jodha, reflek Jodha segera berdiri dari duduknya dan membalas uluran tangan Todar Mal “Baik baik saja ...” Jodha berusaha bersikap baik didepan suami Moti ini padahal sebenarnya didalam hatinya ingin sekali mencubit lengan atau menendang kaki Moti “Masih ingat kan dengan temanku ini ?” Suryaban juga ikut menjulurkan tangannya kearah Jodha “Tentu saja masih ingat ! Suryaban kan ?” Jodha membalas uluran tangan Suryaban “Apa kabar, Jodha ?”, “Baik ... ayooo duduk”, “Kok aku malah dicuekin sih ?” ujar Moti sambil tetap terduduk diatas kursinya “Oh iya, Suryaban, ini Moti istriku, ingat kan ?” Todar Mal duduk disebelah Moti sambil merangkul bahu istrinya itu “Masih, masih ingat ! Kalian ini pasangan abadi ya ? Pacaran dari SMA hingga akhirnya menikah, itu sungguh luar biasa” ujar Suryaban sambil duduk dikursi diantara Todar Mal dan Jodha. “Yaa iya dong, memang harusnya begitu, kalau sudah merasa saling cocok satu sama lain, kenapa harus menunda pernikahan”, “Tapi mereka berdua ini sempet putus nyambung juga sih, tapi aku salut, walaupun mereka sempet putus nyambung berapa kali tapi ternyata tetep aja cintanya cuma itu itu juga, iya kan ?” Jodha megutarakan pendapatnya dengan mimik yang lucu yang membuat mereka berempat tertawa bersama sama.
“Kalau kamu sendiri kapan nikahnya, Suryaban ?” Moti mulai menggoda Suryaban dengan pertanyaannya “Aku belum punya calon, Moti ... jadi belum tau juga kapan nikahnya”, “Kenapa nggak sama Jodha saja, Jodha juga belum nikah nih ... Waadaauoooowww !!” reflek tangan Jodha langsung mencubit paha Moti hingga Moti berteriak kesakitan “Kenapa, Moti ?” Todar Mal langsung panik, sementara Jodha jadi ikut salah tingkah “Kamu nggak papa kan, Mo ? Kamu nggak papa kan ?” Jodha berusaha menenangkan Moti, Moti menatapnya dengan wajah memelas “Iya nggak papa, Jo ... nggak papa, Todar cuma tadi kayaknya ada semut yang nyubit pahaku, sakiiit sekaliiii” ujar Moti manja, Todar Mal dan Suryaban cuma senyum senyum sendiri melihat ulah dua perempuan yang ada didepan mereka ini “Maaf, sebelumnya ... hari sudah semakin sore, ayah ibuku pasti sudah menunggu jadi lebih baik aku pamit pulang dulu, kalian disini saja dulu” Jodha segera berdiri dari kursinya dan reflek Suryaban juga ikut berdiri “Bagaimana kalau aku antar pulang, Jodha ?” Suryaban menawarkan diri “Tidak usah, tidak perlu, aku bisa pulang sendiri, aku bawa kendaraan kok, terima kasih yaa ... sudah kamu disini saja ngobrol ngobrol sama mereka, nostalgia ... Moti, Todar aku pulang dulu yaa” Todar Mal hanya menganggukkan kepalanya “Nanti aku telfon !” ujar Moti sambil cipika cipiki dengan Jodha “Okay, beres, duluan yaa” Jodha segera berlalu dari cafe tersebut dan melesat menuju ke rumahnya.
Keesokkan harinya, dikantor Madam Benazir, ketika Jodha sedang mengadakan persiapan untuk event Salima besok, tanpa Jodha duga, siang itu Salima muncul dikantor Benazir dengan balutan celana jeans biru belelnya plus kemeja biru yang kancingnya dibiarkan terbuka sehingga dalamannya yang berwarna pink terlihat dengan jelas “Selamat siang” Jodha terperangah melihat sosok Salima yang begitu anggun yang sedang berdiri didepannya “Ada yang bisa saya bantu, nyonya ?” Salima membuka kacamata hitamnya “Madam Benazir ada ?” Jodha segera menganggukkan kepalanya “Maaf, anda siapa ya ?” pertanyaan Jodha yang lugu membuat Salima tersenyum kecil “Salima, saya Salima” Jodha langsung melongo, dia baru menyadari kalau sosok yang ada didepannya kali ini adalah Salima sang peragawati klien Madam Benazir yang eventnya akan diadakan besok
“ Ooh maaf, anda nyonya Salima ternyata, maaf saya tidak kenal, mari saya antar ke ruangannya”, “Terima kasih” Salima bergegas mengikuti langkah Jodha menuju ruangan Madam Benazir, ketika mereka berdua masuk keruangan Madam Benazir , saat itu Madam Benazir sedang ngobrol melalui ponselnya, “Oooh Salima, darling ... ada apa ini ? Jojo tolong siapkan minuman untuk tamu cantikku ini” Madam Benazir segera menyambut kliennya ini dengan gayanya yang dibuat buat sedangkan Jodha hanya mengangguk kemudian meninggalkan mereka berdua.
“Ayooo duduk, darling ... ada apa ini ?” Salima menghempaskan tubuhnya dengan anggun disofa empuk yang terletak disana kemudian menyilangkan kakinya yang jenjang hingga highheel putihnya terlihat sexy dikakinya sambil tersenyum ke Benazir “Benazir, aku mau minta bantuan”, “Of course, darling ... tentu saja, bantuan apa yang bisa aku berikan ?”, “Aku butuh seseorang yang bisa menghandle anakku besok pas event berlangsung, kebetulan baby sitternya sedang pulang kampung, sementara Javeda asistenku pasti sibuk mengurusi acara besok, kamu ada pandangan ?” tepat pada saat itu Jodha memasuki ruangan Madam Benazir sambil membawa minuman dua gelas orange juice, Madam Benazir segera menatap Jodha tajam, Salimapun ikut menatap Jodha, Jodha kemudian menaruh minuman tersebut dimeja yang terletak didepan mereka “Bagaimana kalau Jodha saja ?” Jodha segera mendongak menatap kearah Salima dan Madam Benazir “Ada apa, Madam ?” Jodha penasaran dengan ucapan Madam Benazir barusan “Boleh juga, aku lihat asistenmu ini sepertinya bisa menghandle Rahim” Jodha semakin bingung “Jojo, besok pas event Salima, kamu aku bebas tugaskan dari segala macam pekerjaan tapi besok kamu mengurus anak Salima saat event berlangsung” Salima menganggukkan kepalanya “Namanya Rahim, usianya baru 7 tahun, kebetulan baby sitter yang biasa mengurus dia sedang sakit dan besok semua orangku sibuk jadi aku minta bantuan Benazir untuk memberikan aku seseorang yang bisa aku percaya untuk menghandle dia, aku lihat sepertinya kamu cocok, kamu bisa kan ?” sesaat Jodha terdiam “Menghandle seorang anak kecil berusia 7 tahun ? Aku pasti bisa, aku kan sering merawat anak anak kakak kakakku” Jodha segera menganggukkan kepalanya “Baik, saya siap, nyonya !”, “Good ! Tapi kamu tetap gunakan headsetmu, Jojo ... siapa tahu kami butuh bantuanmu”, “Oh iya, betul dan lagi kamu baru bisa menghandlenya setelah dia pulang sekolah besok sekitar jam 1 siang, nanti sopirku yang akan mengantarnya ke venue, kamu baru take over dia disana, nanti aku akan kenalkan kalian”, “Sementara acaranya sendiri sekitar pukul 3 sore kan Salima ?” Salima mengangguk membenarkan ucapan Madam Benazir “Kalau begitu kamu boleh pergi, Jojo” Jodha hanya mengangguk kemudian ketika hendak berbalik meninggalkan mereka berdua “Terima kasih sebelumnya, Jojo ... kamu benar benar sangat membantu”, “Namanya Jodha, Salima ... hanya aku yang memanggilnya dengan sebutan Jojo ke dia” Salima sedikit kaget “Oooh maaf, aku tidak tahu, sekali lagi terima kasih Jodha” Jodha hanya mengangguk kemudian bergegas berlalu dari hadapan mereka.
Begitu Jodha menutup pintu ruangan Madam Benazir, Zakira teman Jodha segera menghampirinya “Nona Salima mau apa, Jodha ?” Jodha hanya tersenyum kearah Zakira “Nggak papa, dia hanya butuh bantuan untuk mengurusi anaknya besok pas event berlangsung”, “Oooh kirain apaan”, “Kamu kenal dengan nyonya Salima ?”, “Kenal dekat sih nggak tapi siapa sih yang nggak kenal dengan dia, apalagi ketika dia pacaran dengan seorang milyuder terkenal”, “Siapa ?” Jodha sangat penasaran “Kamu ngga tahu ? Berita tentang mereka kan santer terdengar bahkan banyak yang mengira kalau hubungan mereka akan berakhir dipelaminan”, “Lalu ... ?”, “Tiba tiba hubungan mereka kandas begitu saja”, “Jadi mereka nggak jadi menikah gitu ? Emang siapa sih pacarnya itu ?” Zakira tertegun “Kamu bener bener nggak tahu, Jodha ?” Jodha menggelengkan kepalanya “Dia itu tuan Jalalludin Muhammad Akbar !” sesaat Jodha tersontak kaget. NEXT