Episode JODHA minum Racun (JA episode 165). Upacara minum Sivayan atau manisan yang diberikan pada kedua mempelai sebelum pernikahan menjadi momentum yang tepat bagi Benazir untuk menjalankan niatnya membunuh Jalal. Benazir yakin, setelah mengalami kegagalan berkali-kali, rencananya kali ini pasti berhasil. Jalal akan mati, lalu dia akan membebaskan Abu mali. lalu keduanya menikah dan Abul Mali menjadi Raja Agra. Benazir melupakan Jodha.
Jodha sudah bertekad akan mempertaruhkan jiwa raganya untuk melindungi Jalal. Meski harus merenggang nyawa. Mata dan pikirannya tak beralih sedikitpun dari Benazir.
Ketika penghulu menyuruh kedua mempelai meminum sivayan bergatian dimulai dari Benazir, Jodha langsung tahu apa rencana Benazir yang sebenarnya. Ketika semua orang terlihat gembira, kecemasan Jodha mencapai puncaknya. Hanya saja dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dia hanya menunggu momen yang tepat untuk bertindak. Dia akan membuktikan pada Jalal dan semua orang bahwa tuduhannya pada Benazir adalah benar.
Hanya salima yang terlihat binggung. Antara menyelamatkan Jalal atau menyelamatkan Jodha. Karena dia tahu, tekad Jodha, yang akan melakukan apa saja demi Jalal.
Dan ketika Benazir mengulurkan cangkir manisan yang telah di seruputnya pada Jalal, Jodha langsung bertindak. Dia merebut cangkir itu dari tangan Benazir sebelum Jalal sempat menyentuhnya.
Tindakannya itu disambut kemurkaan Jalal. Jodha tak perduli. Benazir terlihat cemas karena rencanya gagal lagi.
Jalal membentak Jodha dan berkata kalau dia tidak akan memaafkan Jodha atas apa yang sudah dia lakukan. Dengan ringan Jodha menjawa, "aku tidak butuh maaf Anda, yang Mulia. Ada racun dalam sivayan ini. Anda tidak akan mempercayai ku. Tapi hari ini aku akan membuktikannya..."
Dengan rasa sedih dan putus asa yang amat sangat Jodha mengucapkan kata perpisahan. "Setelah ini Anda tidak akan melihat wajahku lagi. Bahkan jika aku mati, tidak apa-apa. Tapi aku tidak bisa melihat suamiku merenggang nyawa dihadapan ku. Aku akan pergi. Setelah ini mataku akan terpejam selamanya...."
Lalu tanpa ragu, Jodha meneguk sivayan itu. Semua orang menunggu dengan rasa ingin tahu. Kecuali Salima. Dia terlihat sangat cemas tapi tak mampu mencegah.
Lalu beberapa saat kemudian, keingin tahuan khalayak berubah jadi keributan tak terbendung. Di mulai ketika tubuh Jodha limbung dan jatuh dalam pelukan Jala.
Atgah Khan dan pembesar Mughal langsung menghunus pedang kearah Benazir.
Jalal sangat cemas. Dia memeluk Jodha dan memanggilnya dengan ketakutan, "ratu Jodha...."
Jodha mencoba membuka matanya yang menjadi berat. DI sela-sela nafasnya yang tersengal-sengal Jodha sempat berkata, "aku tidak menyesal, Yang Mulia. Aku sudah menjalankan kewajibanku...."
Lalu mata indah itu terpejam selamanya. Jalal Histeris!